Masjid Bersejarah Ki Marogan di Palembang Terancam Roboh Akibat Abrasi Sungai Musi

Kondisi Masjid Ki Muara Ogan/ Foto: Fauzi
Kondisi Masjid Ki Muara Ogan/ Foto: Fauzi

Masjid Ki Marogan yang terletak di pinggiran Muara Sungai Ogan, Kertapati, Palembang, terancam roboh akibat abrasi Sungai Musi. Kondisi ini semakin diperparah dengan rusaknya bronjong penahan tanah di pelataran masjid, yang selama ini berfungsi sebagai benteng pertahanan dari kikisan air sungai.


Ketua Masjid Ki Marogan, Ustadz Ismail, mengungkapkan bahwa bronjong kawat yang menjadi penahan tanah telah roboh sejak setahun terakhir. Akibatnya, tanah di pelataran masjid terus mengalami penurunan karena terkikis oleh arus air.

"Kawat bronjong dan batu-batunya sudah lepas, bahkan ada yang roboh sehingga membuat tanah di pelataran masjid turun. Jika tidak segera diperbaiki, dikhawatirkan lantai pelataran masjid akan amblas dan berdampak pada bangunan utama Masjid Ki Marogan," ujar Ismail kepada wartawan, Selasa (11/3).

Pihak pengurus masjid berharap agar pemerintah Kota Palembang dan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan segera mengambil tindakan untuk membangun dinding penahan tanah secara permanen, seperti yang ada di pelataran Benteng Kuto Besak (BKB).

"Kami berharap adanya perhatian dari pemerintah untuk menyelamatkan masjid ini, mengingat Masjid Ki Marogan merupakan salah satu masjid tertua di Kota Palembang dan memiliki peranan penting dalam syiar agama Islam," tambahnya.

Selain pemerintah, Ismail juga menyinggung kurangnya perhatian dari perusahaan-perusahaan yang berada di sekitar masjid untuk membantu mengatasi masalah ini. Hingga saat ini, belum ada satupun perusahaan yang memberikan bantuan guna membangun kembali tanggul penahan tanah.

"Panjang bronjong kawat di pelataran masjid ini sekitar 80 meter dan semuanya sudah roboh. Saat air Sungai Musi pasang, tanah terus terkikis, yang dapat menyebabkan bangunan masjid amblas," pungkasnya. 

Seperti diketahui, Masjid Ki Muara Ogan atau Ki Marogan menjadi salah satu masjid tertua di Palembang setelah masjid Agung Palembang.

Masjid ini didirikan pada 1310 Hijriah atau 1871 Masehi oleh ulama besar Palembang yang sangat terkenal dijamannya, yaitu Ki Masagus H Abdul Hamid atau yang lebih dikenal dengan nama Kiai Marogan.

Penamaan masjid ini diambil dari nama julukan bagi ulama besar Palembang yang bernama lengkap Kiai Haji Masagus Abdul Hamid Bin Mahmud yang terkenal gigih memperjuangkan islam di Palembang.

Sebagai pengusaha yang sukses Ki Marogan mendirikan masjid di pertemuan antara sungai Musi dan sungai Ogan, dari segi arsitektur bangunan masjid ini sama dengan masjid Agung Palembang.

Masjid ini bernama Masjid Jami' Kiai Haji Abdul Hamid bin Mahmud. Akan tetapi masjid ini kemudian lebih dikenal dengan sebutan Masjid Ki Marogan yakni masjid yang didirikan oleh Kiai yang bertempat tinggal di tepi Sungai Musi di Muara Sungai Ogan.