Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan kubu Moeldoko terhadap Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tampaknya punya motif politik beragam.
- Siap Tes Kesehatan, Anies-Muhaimin Puasa 11 Jam
- Bertemu AHY, Yudha Pratomo Mahyuddin Direstui Jadi Walikota Palembang 2024-2029
- Menginap di Rumah Warga, Ganjar Pranowo Dengarkan Curhatan Masyarakat Musi Rawas
Baca Juga
Pendapat itu disampaikan pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (5/4).
Menurut Jamiluddin, motif pertama, kubu Moeldoko tampaknya ingin menguasai Partai Demokrat. Kubu Moeldoko menggunakan alibi tidak menginginkan AHY memimpin Partai Demokrat.
Kata Jamiluddin, keinginan Moeldoko terlihat sejak dilaksanakannya Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara. Dengan peserta yang tidak jelas, kubu Moeldoko memaksakan kongres tetap berjalan dengan satu tujuan untuk menguasai Partai Demokrat.
"Namun Menteri Hukum dan HAM tidak mengakui hasil Kongres Deli Serdang. Akibatnya, kubu Moeldoko menggunakan jalur hukum yang masih berlangsung hingga saat ini," jelas Jamiluddin.
Motif kedua, jelas Jamiluddin, pengambilan Partai Demokrat tampaknya berkembang mengikuti dinamika politik di tanah air. Setelah Partai Demokrat resmi mengusung Anies Baswedan, kubu Moeldoko tampaknya semakin termotivasi untuk menguasai Partai Demokrat.
Dalam pengamatan Jamiluddin, kalau kubu Moeldoko dapat menguasai Partai Demokrat, maka peluang Anies maju akan tertutup.
"Sebab, Partai Demokrat bila dikuasai kubu Moeldoko sudah pasti tidak akan mendukung Anies, apalagi mengusungnya," pungkas Jamiluddin.
- Prabowo-SBY Mesra, AHY Anggap Wajar Ada Pihak Kurang Nyaman
- AHY Tunjuk Herman Khaeron Sekjen Demokrat, Irwan Feco Bendum
- Demokrat Palembang Solid Dukung AHY Kembali Pimpin Partai