Pesatnya pembangunan di Kota Palembang berdampak kepada daerah Ruang Terbuka Hijau (RTH). Hal ini menyebabkan bencana diantara banjir dan lain sebagainya.
- Datang sebagai Saksi Kasus Korupsi Jargas, Harnojoyo Terancam Hukuman 12 Tahun Penjara
- Kerap Banjir Hingga Atapnya Jebol, Pemkot Palembang Dinilai Tak Becus Urus Pasar
Baca Juga
Demikian terungkap dalam Webinar yang membahas outlook Kota Palembang bersama beberapa tokoh diantaranya mantan Wali Kota Palembang, Eddy Santana Putra, dan lain sebagainya.
"Ya, tadi ada beberapa yang disinggung oleh pak Eddy diantaranya yaitu RTH yang sangat kurang, begitu juga pak Fahrurrozi," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Palembang, Ratu Dewa ditemui di Kantor Walikota Palembang, Jumat (11/3).
Dari saran para tokoh ini, mereka meminta agar pembangunan di Kota Palembang menggunakan pendekatan geografis, ekologi, serta lingkungan sekitar. Kedepan, Palembang akan berkaca pada Kota Copenhagen, Denmark. Sebab, kota tersebut terlihat sebuah kawasan RTH yang luas namun bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi saat ini.
Menurutnya, pembangunan di Kota Palembang harus sebisa mungkin mengadaptasi perkembangan teknologi namun tidak melupakan aspek kehidupan seperti lingkungan, ekologi, serta letak geografisnya. "Kota Palembang harus sebisa mungkin beradaptasi dengan hal itu, jadi dari 4.0 saat ini bisa cepat kita adaptasi 5.0," ujarnya.
Karena itu, saran dan masukkan dari para tokoh ini sangatlah penting dan dibutuhkan untuk kemajuan Kota Palembang mendatang. "Tentu saran dan masukan sangat kita butuhkan. Tadi sudah banyak masukan yang disampaikan oleh para pakar," pungkasnya.
- Wali Kota Ratu Dewa Sambut Baik Tawaran Investasi China untuk Smart City dan Penanggulangan Banjir Palembang
- Wali Kota Palembang Kesal, Jam Mati di Jembatan Ampera Tak Kunjung Diperbaiki
- Wali Kota Ratu Dewa Targetkan Seluruh Aset Pemkot Palembang Bersertifikat