Tiga mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto masing-masing Lilis Dwi Saputri (Teknik Pertanian angkatan 2019), Elsa Wulandari (2019) dan Febri Nur Azra (2018) menggagas inovasi baru yang dinamai Wapoge (Water Power Generator).
- Berkah FC Juara Futsal di Gebyar UT Palembang
- Kasus Dugaan Pelecehan Berlarut-larut, BEM KM Unsri Kirim Surat Terbuka untuk Rektor
- Kukuhkan 16 Profesor Unila Catatkan Rekor MURI, Berikut Daftarnya
Baca Juga
Alat ini prinsip kerjanya menggerakan irigasi yang hasil tenaganya digunakan untuk mengusir hama seperti burung di areal tanaman padi.
Dibawah bimbingan dosen Jurusan Teknologi Pertanian, Afik Hardanto, S.TP., M.Sc., Ph.D, Lilis bersama Tim berhasil lolos pada pendanaan Program Kreativitas mahasiswa Bidang Karsa Cipta (PKM-KC) Tahun 2021.
Lilis mengungkapkan, hama padi berperan besar dalam menyebabkan kegagalan panen, sehingga harus segera dicari solusi yang efektif dan efisien.
Sebagian petani telah melakukan berbagai cara untuk mengusir hama burung, yakni dengan memasang bunyi-bunyian dan membunyikannya secara berkala serta secara manual dan ada juga petani yang harus menunggu satu hari penuh di sawah.
"Akan tetapi, hal tersebut kurang efektif dan efisien karena petani yang datang berkala ke sawah pasti akan kecolongan oleh hama burung dan yang harus menunggu seharian di sawah akan menghabiskan banyak waktu,” kata Lilis yang juga ketua Tim, Kamis (19/8/2021) dilansir Kantor Berita RMOLJawatengah.id.
Oleh karena itu, lanjut Lilis, menggagas sebuah solusi dan terciptalah Wapoge (Water Power Generator) yang memanfaatkan aliran air saluran irigasi head rendah untuk menggerakkan turbin ulir yang gerakannya akan difungsikan untuk menggerakkan orang-orangan sawah yang dapat bekerja terus menerus selama 24 jam.
"Selain itu Wapoge ini juga menghasilkan energi listrik yang dimanfaatkan untuk menangkap hama serangga pada malam hari. Sehingga, kami menganggap alat ini lebih efektif dan efisien dalam pengusiran burung dan penangkapan hama serangga yang menyerang padi dan juga dapat membantu meringankan pekerjaan petani,” jelas Lilis.
Lilis menambahkan, pihaknya bersama Tim PKM-KC melakukan penelitian selama 2 bulan, Juni – Juli 2021 untuk menghasilkan Wapoge yang dapat bekerja untuk pengusiran dan penangkapan hama.
Uji coba alat ini dilakukan pada saluran irigasi aliran rendah di Desa Banteran, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas.
"Wapoge ini masih harus diteliti dan dikembangkan lebih lanjut. Setelah melewati berbagai uji, saat ini Wapoge dalam proses untuk mendapatkan paten,” tambah Lilis.