Pemerintah bergerak agresif dalam upaya memastikan ketersediaan vaksin termasuk obat-obatan yang diperuntukan bagi terapi pasien Covid-19.
- Sumsel Dapat Alokasi Vaksin Booster Kedua, Ini Jumlahnya
- OKU Minta Tambahan 3.000 Dosis Vaksin Jenis Pfizer dan Moderna
- Vaksin Covid-19 Pfizer Ampuh 73,2 Persen Efektif untuk Anak Usia di Bawah 5 tahun
Baca Juga
Demikian ditegaskan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan kepada wartawan di Jakarta, Senin (8/11).
Luhut mengatakan, agresifitas pemerintah ini dalam wujud aktif berkomunikasi dengan perusahaan Merck dan Pfizer.
"Mengenai obat dan vaksin, pemerintah kita sangat agresif. Saya terlibat di dalamnya dan pembicaraan dengan Merck dan Pfizer sudah sangat maju. Insya Allah kita akan dapat," ujar Luhut.
Selain itu, Luhut menegaskan, Indonesia tidak ingin menjadi negara yang selalu mengimpor obat Covid-19. Ia menegaskan pabrik obat tersebut harus ada di Tanah Air sehingga Indonesia bisa mandiri dan tidak ketergantungan.
"Kita berharap harus ada pabriknya dalam negeri, jadi kita gak hanya jadi importir, jadi harus jadi produsen, negara sebesar ini jangan jadi pengimpor, kita udah alami kasus kita bagaimana sakitnya kita tidak bisa dapatkan paracetamol karena India di blok, sakitnya bagaimana kita sudah tandatangan kontrak untuk dapatkan AstraZeneca ditahan India, jadi ini pengalaman pahit yang harus kita selesaikan," tuturnya.
"Saya imbau importir-importir yang hidup dengan impor saja, sudah, anda pikirlah untuk membuat industri dalam negeri," pungkasnya menandaskan.
- Terpidana Korupsi Alat Pencegahan Covid-19, Leksi Yandri Dijebloskan ke Penjara
- HMPV Tidak Akan Jadi Pandemi Seperti Covid-19
- HMPV Melonjak di China, Indonesia Diminta Waspada