Rencana pemerintah yang akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dinilai semakin memberatkan rakyat.
- Pertemuan Prabowo-Megawati Tak Perlu Didorong-dorong
- Salim Said Kamus Berjalan soal Politik dan Militer
- Inginkan Perubahan, Politisi Gerindra Ikut Pilbup Muara Enim 2024
Baca Juga
Padahal, masyarakat khususnya pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tengah bangkit pasca hantaman badai Pandemi Covid-19.
“Harusnya meringankan beban rakyat. Caranya mengendalikan harga BBM untuk rakyat. Dengan kata lain, memberikan tambahan subsidi BBM untuk rakyat miskin sebesar Rp 11,2 trilun,” kata Anggota Komisi XI DPR RI, Achmad Hafisz Tohir, Jumat (2/9).
Legislator asal Sumsel ini juga meminta pemerintah berani melakukan terobosan menekan inflasi. Setidaknya harga pangan bisa terkontrol dan tidak melambung tinggi.
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR ini menambahkan, pemerintah mestinya fokus pada pembenahan sektor pangan. Ini dipandang lebih konkret ketimbang menaikkan harga BBM.
“Fokus kepada ketahanan pangan karena dunia akan mengarah ke sana pasti. Jangan belok-belok bicara pensiunan menjadi beban negara, itu menyakitkan orang tua kita semua,” tutup politisi PAN itu.
- Anggaran Diperketat, Bupati Muara Enim Minta DPR RI Kawal Pembangunan Infrastruktur
- PAN Kirim Sinyal Tak akan Dukung Gibran di Pilpres 2029
- Cita Rasa Palembang Mengudara: Produk UMKM Lokal Hadir di Penerbangan Garuda Indonesia