Perekrutan guru honor di Sumsel untuk menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tak pernah menemukan kata selesai. Pasalnya, kuota yang diberikan pemerintah pusat sangat minim dibandingkan dengan jumlah guru honor yang ada saat ini.
- Swarna Dwipa Sumsel Gemilang Merugi Lagi di 2024, DPRD Sumsel Minta Pemprov Beri Perhatian Khusus
- DPRD Sumsel Pertanyakan Dana Cadangan dan Kekosongan Direksi Bank SumselBabel
- DPRD Sumsel Bakal Panggil PT Pusri Terkait Kecelakaan Kerja yang Tewaskan Pekerja
Baca Juga
Berdasarkan data, jumlah guruhonor yang ada di Sumsel ini mencapai 11 ribu orang. Namun, kuota jalur rekrutmen PPPK tidak sampai ribuan.
“Disatu sisi proses belajar mengajar harus tetap berjalan di sekolah dan ini harus dicarikan solusi kedepan. Kalau guru dijadikan tenaga outsourcing tidak mungkin karena bukan bidang itu,” kata anggota Komisi V DPRD Sumsel Rizal Kenedi, Minggu (13/11).
Politisi PPP ini melihat tenaga honor masih dibutuhkan di Sumsel. Rizal mencontohkan ada salah satu sekolah PNS-nya hanya satu orang seingga jika nantinya guru honor ini dihilangkan maka proses belajar mengajar di sekolah tidak berjalan.
"Masalahnya PPPK ini kan kuotanya bukan kita mengajukan. Itu dari pusat. Di sisi lain, gaji mereka dibebankan ke APBD ini yang menjadi beban daerah," bebernya.
- Swarna Dwipa Sumsel Gemilang Merugi Lagi di 2024, DPRD Sumsel Minta Pemprov Beri Perhatian Khusus
- Indikasi Kecurangan Rekrutmen PPPK Tenaga Kesehatan di OKU Terkuak, 49 Honorer R3 Tuntut Keadilan
- DPRD Sumsel Pertanyakan Dana Cadangan dan Kekosongan Direksi Bank SumselBabel