Forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang berlangsung selama dua hari di Bali resmi ditutup oleh Presiden Joko Widodo, Rabu (16/11).
- Hasilkan Deklarasi bersama, APEC Berkomitmen Mewujudkan Area Perdagangan Bebas Asia-Pasifik
- Sebelum KTT G20, Densus Tangkap Tiga Teroris di Lampung
- Istri Presiden Jokowi dan Xi Jinping Bertemu, Ini Isi Pembicaraannya
Baca Juga
Selain acara inti pada 15-16 November, rangkaian Presidensi G20 sudah berlangsung sejak setahun lalu, tepatnya pada Oktober 2021.
Penyelenggaraan KTT G20 menujukkan bahwa meski dalam situasi yang genting karena pandemi, Indonesia tetap mampu melaksanakan forum kerja sama multirateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (UE).
Anggota Komisi XI DPR RI, I Gusti Agung Rai Wirajaya mengapresiasi tingginya antusiasme kepala negara dan kepala pemerintahan G20 hadir ke Bali.
Kesuksesan G20 menjadi bukti nyata bahwa Presiden Jokowi diterima dengan baik dalam forum internasional. Menurutnya, G20 juga memberikan dampak besar, tidak hanya pada bidang perekonomian, namun bidang lainnya dan meningkatkan posisi tawar Indonesia di forum global.
“Dengan kepemimpinan Presiden Jokowi, Indonesia dianggap lebih penting oleh negara-negara lain, terutama G20,” kata Gusti Agung.
Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan, dari sisi substansi, pihaknya telah berhasil menggelar 6 kali pertemuan G20 Employment Working Group (EWG).
Hasil pembahasan forum EWG kemudian menjadi bahan pembahasan G20 Labour and Employment Ministers Meeting (LEMM) yang menghasilkan 5 dokumen penting.
"Keseluruhan isu yang kita bahas dan kita sepakati merupakan upaya dalam mewujudkan Improving the Employment Condition to Recover Together. Sehingga tema tersebut sejalan dengan tema Presidensi G20 Indonesia," kata Ida Fauziyah.
- Jokowi Komentari soal Seruan "Adili Jokowi": Ekspresi Kalah Pilpres
- Jawab Tantangan, Said Didu Beberkan 5 Klaster Dugaan Korupsi Jokowi
- Sederet "Dosa" Jokowi di Tengah Tuduhan Tokoh Terkorup Dunia