Kronologi Pendaki Asal Bengkulu Tewas di Gunung Dempo

Evakuasi jenazah Deko Avriansah (22) yang tewas di gunung Dempo dilaksanakan oleh tim gabungan. (Dokumentasi BPBD Pagar Alam)
Evakuasi jenazah Deko Avriansah (22) yang tewas di gunung Dempo dilaksanakan oleh tim gabungan. (Dokumentasi BPBD Pagar Alam)

Deko Avriansah (22), seorang pendaki asal Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, ditemukan meninggal dunia di puncak Gunung Dempo pada Jumat dini hari (03/01/2025). Berdasarkan catatan Badan Registrasi Gunung Api Dempo (BRIGADE), Deko mendaki bersama seorang rekannya yang belum diketahui identitasnya sejak Selasa siang (01/01).  


Ketua BRIGADE, Arindi AR, menjelaskan, bahwa Deko dan rekannya sempat melakukan registrasi di posko Brigade di pintu rimba Kampung Empat sebelum memulai pendakian. Saat pemeriksaan barang bawaan, logistik yang mereka bawa dinilai kurang memadai, sehingga petugas menyarankan mereka untuk melengkapi perbekalan.  

"Ketika diperiksa, logistik mereka kami anggap kurang memadai. Kami sarankan untuk membeli tambahan perbekalan seperti beras dan sayuran, dan itu sudah mereka lakukan," ujar Arindi pada Jumat (03/01).  

Pada Kamis malam (02/01) sekitar pukul 23.00 WIB, BRIGADE menerima laporan dari pendaki asal Lubai, Kabupaten Muara Enim. Pendaki tersebut melaporkan bahwa mereka menemukan Deko dan rekannya yang tengah turun dari puncak dalam kondisi memprihatinkan. Deko diduga menderita sakit dan hipotermia di area Shelter II.  

"Setelah menerima laporan dari pendaki lain, kami segera berkoordinasi dengan Satgas BPBD Kota Pagar Alam dan kelompok relawan untuk melakukan operasi penyelamatan," jelas Arindi.  

Sebanyak 46 personel gabungan, yang terdiri dari anggota BPBD, relawan, dan tim medis, dikerahkan untuk evakuasi. Mereka dibagi ke dalam beberapa kelompok guna menjaga efektivitas dan stamina dalam menghadapi medan yang ekstrem.  

"Tim evakuasi langsung berangkat menuju Shelter II. Namun, ketika berhasil mencapai lokasi, kondisi Deko sudah meninggal dunia. Diduga kuat penyebabnya adalah sakit dan serangan hipotermia," ungkap Arindi.  

Jenazah Deko kemudian dimasukkan ke dalam kantong mayat dan diturunkan secara estafet hingga ke pintu rimba. Dari sana, jenazah diserahkan kepada petugas medis yang telah bersiap dan selanjutnya dievakuasi ke kamar jenazah RSUD Besemah, Kota Pagar Alam.  

Arindi menyebut bahwa perlengkapan Deko dan rekannya cukup standar. Namun, belum diketahui apakah mereka memiliki pengalaman mendaki atau kondisi fisik yang cukup prima.  

"Medan pendakian Gunung Dempo sangat menantang dan ekstrem. Pendaki harus memiliki perlengkapan memadai serta mempersiapkan fisik dengan baik, terutama bagi mereka yang belum terbiasa dengan medan terjal dan suhu dingin," katanya.