Kasus penusukan yang terjadi di ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang terhadap korban kecelakaan lalu lintas yakni M Syaiful Hadi (22) berbuntut panjang.
Melalui Kuasa Hukumnya, Agung M Iqbal dari Yayasan Bantuan Hukum Sumsel Berkeadilan (YBHSSB), korban Syaiful meminta Polda Sumsel khususnya Polrestabes Palembang membentuk tim investigasi atas dugaan kelalaian dari RSMH Palembang.
“Kami meminta Polda Sumsel, Polrestabes Palembang mengusut tuntas tragedi yang menimpa klien kami dan meminta agar membentuk tim investigasi atas kelalaian dari RSMH,” kata Agung saat diwawancarai awak media, Senin (2/12) sore.
Agung menduga, dalam insiden berdarah tersebut diduga disebabkan adanya kelalaian dari pihak keamanan rumah sakit yang tidak membatasi orang masuk ke dalam ruang IGD RSMH Palembang.
“Dari pihak rumah sakit dianggap lalai dan kurang sigap pengamanan. Pengamanan tidak begitu ketat, langsung masuk saja dan terjadi penusukan, yang masuk itu kurang lebih 10 orang. Tetapi yang melakukan penusukan cuma satu orang,” tegas dia.
Sementara, pihak Humas RSMH Palembang, Suhaimi ketika dikonfirmasi melalui sambungan telepon mengatakan, belum bisa memberikan keterangan terkait peristiwa yang terjadi. “Nanti yah, saya sampaikan terlebih dahulu dengan pihak manajer terkait peristiwa ini," katanya singkat.
Diberitakan sebelumnya, M Syaiful Hadi (28), seorang pasien kecelakaan yang sedang dirawat di instalasi gawat darurat (IGD) Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang mengalami penusukan oleh orang tak dikenal, Minggu (1/12).
Warga Jalan Perintis Kemerdekaan, Lorong Wiraguna, Kecamatan IT III itu menderita luka robek pada bagian paha sebelah kanan.
Ketika dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Senin (2/12) pagi, ayah kandung korban Bustam Mukti menceritakan kejadiannya terjadi, Minggu (1/12) sekitar pukul 04.00 dini hari.
Diceritakan Rustam, bermula ketika Syaiful mengalami kecelakaan lalu lintas pada Sabtu (30/11) sekitar pukul 23.00 WIB. Sehingga harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.
“Setelah mendapatkan perawatan dan menunggu pindah kamar, masuklah pasien baru korban penembakan di DA (salah satu tempat hiburan malam Palembang,red). Bukan cuma pasien, tetapi rombongannya juga. Jadi malem itu ramai,” kata Rustam.
Rustam menjelaskan, salah satu teman dari korban penembakan menuduh anaknya terlibat dalam insiden yang terjadi di DA. Meski sudah dijelaskan tidak terlibat, pelaku tetap menyerang anaknya dengan sajam.
“Sudah dikasih tau, anak saya korban kecelakaan. Tetapi tetap tidak terima penjelasan dan tetap menyerang pakai pisau. Dua kali dia menikam anak saya, terkena di paha kanan dan satunya tidak kena,” jelas dia.