Klaim Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik ketimbang negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan Singapura tidak bisa dibenarkan.
- Sri Mulyani: Moody’s Akui Ekonomi Indonesia Tetap Kuat
- Ekonom: Jika Ahok jadi Dirut Pertamina, Bakal Berdampak Ekonomi Politik Indonesia Merugi
- Luhut: Ekonomi Indonesia Stabil saat Covid-19 karena Peran Kades
Baca Juga
Sebab, kondisi sektor mikro masih memburuk dan belum tertangani dengan baik. Hal ini diungkapkan, Anggota Komisi IX DPR RI Kamrussamad kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (2/9).
“Pertumbuhan membaik dari kondisi buruk akibat Covid-19, tapi belum normal serta belum berkualitas dalam menciptakan lapangan kerja baru,” ujarnya.
Menurutnya, angka kemiskinan ekstrem saat ini meningkat 4 persen atau bertambah sekitar 27 juta jiwa. Peningkatan tersebut dipacu oleh berbagai kebijakan yang belum berpihak kepada sektor mikro.
“Termasuk diberlakukannya pengetatan wilayah,” bebernya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani sempat mengklaim ekonomi Indonesia sudah membaik (rebound) dibandingkan tahun lalu yang kontraksi parah.
Dalam pembukaan Seminar Nasional Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) 2021 secara daring, Selasa (31/8), Sri Mulyani bahkan membandingkan laju ekonomi Indonesia dengan Malaysia dan Singapura yang belum bernasib sama.
“Apakah dengan adanya kontraksi ekonomi menjamin rebound? Ternyata tidak. Lihat Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand. GDP (produk domestik bruto) mereka di kuartal II 2021 belum bisa melewati kondisi sebelum Covid-19,” katanya.
- Sri Mulyani: Moody’s Akui Ekonomi Indonesia Tetap Kuat
- Gerindra Tegaskan Syukri Zen Bukan Lagi Kader Partai
- Anggaran Makan Bergizi Gratis Naik dari Rp71 Triliun Jadi Rp171 Triliun