Kisah Laskar Jenggolo, Komunitas Onthel yang Tempuh Ribuan Kilometer Demi Fornas VI

Komunitas sepeda Onthel tiba di Palembang dari Jawa Timur untuk menyermarakan FORNAS VI/Foto: Humaidy Kennedy
Komunitas sepeda Onthel tiba di Palembang dari Jawa Timur untuk menyermarakan FORNAS VI/Foto: Humaidy Kennedy

Perjuangan keras penuh keringat para pegiat sepeda asal Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur akhirnya sampai pada tujuan. Setelah memakan waktu hingga 24 hari, komunitas sepeda onthel yang disebut Laskar Jenggolo itu tiba di kota Pempek, Selasa (28/6).


Jarak jauh yang ditempuh hingga 1.500 kilometer tentunya bukan tanpa tujuan, melainkan demi menyemarakan perhelatan Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat (FORNAS) VI yang digelar 1-7 Juli 2022 mendatang.

Sutikno, salah satu anggota Laskar Jenggolo mengatakan bahwa perjalanan panjang itu ia lakukan bersama sepeda onthel kesayangannya. Tiba dengan selamat, pria berusia 55 tahun tersebut merasa bangga bisa disambut langsung Gubernur Sumsel, Herman Deru.

Bermodalkan Rp250 Ribu

Sutikno, pria perawakan sedang yang khas masyarakat Jawa tersebut menceritakan, dirinya tidak sendiri dalam melakukan perjalanan tersebut, melainkan bersama empat anggota Laskar Jenggolo lainnya.

"Saya dari Sidoarjo berlima, ada Andi (36), Yogi (20), Aji (56), dan yang tertua ada Bambang (66), semuanya pakai sepeda ontel masing-masing," ungkap Sutikno ketika dibincangi di halaman Kantor Gubernur Sumsel.

Dengan menggunakan seragam resmi kelompok mereka, Sutikno membeberkan dirinya hanya bermodalkan Rp250 ribu saja dari rumah. Untuk bertahan selama 24 hari, mereka mengandalkan jamuan-jamuan hangat dari kelompok-kelompok pegiat sepeda di wilayah yang mereka lintasi.

Hal itu menjadi momen suka yang mereka alami selama perjalanan. "Inilah sukanya, kita ketemu teman-teman sepeda, disambut baik, bisa mengobrol bersama-sama. Intinya silahturahmi sesama pegiat sepeda ontel," bebernya.

"Bahkan modal saya awal tadi belum berkurang banyak karena hal ini, sungguh erat solidaritas teman-teman di Indonesia," tambahnya.

Kendati demikian, tak berarti perjalanan mereka tanpa kendala, seperti disebutkan Sutikno, beragam duka mereka rasakan selama perjalanan. Mulai dari kerusakan onderdil sepeda, ban bocor, terik panas, hingga wilayah tanpa pegiat sepeda.

"Kalau ban bocor sering, ada sedikit masalah di sepeda sering, sampai-sampai ada yang sakit juga kita alami, tapi ada juga di wilayah itu enggak ada teman kita," ungkapnya.

Ketika menemui kondisi itu, tak jarang Sutikno bersama teman-temannya harus bermalam di 'hotel merah putih', istilah mereka untuk mereka menyebut Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) atau 'Pom Bensin'.

Bahkan, ketika tidak ada 'hotel merah putih' mereka terpaksa bermalam menumpang di masjid-masjid yang mereka lewati. Selama perjalanan, kelima pegiat sepeda ini hanya bergerak di siang hari, yakni mulai pukul 07.00 sampai 05.00 sore.

Meskipun sudah berumur, ada rahasia umum yang menjadikan Sutikno bersama teman-temannya tetap semangat bersepeda, yakni rokok dan kopi. Dirinya mengatakan tanpa kopi maka sepeda akan oleng.

"Yang jangan tinggal itu cuma dua, rokok dan kopi, kalau tidak ngopi kita oleh bersepedanya," terangnya.

Bertambah Anggota

Meskipun berangkat hanya dengan lima orang, ternyata pegiat sepeda yang tiba di Sumsel tidak berlime, melainkan 21 orang. Tambahan anggota tersebut mewakili masing-masing daerah yang dilewati Laskar Jenggolo.

"Ketika kita mampir, kita ajak ada yang mau, jadi ada dari Jakarta, Lampung, dan daerah lainnya yang akhirnya ikut kita juga ke Palembang."

Meskipun untuk menyemarakan FORNAS VI, sayangnya pegiat sepeda ini tidak bisa mengikuti acara hingga selesai. Sutikno bersama teman-teman lainnya terpaksa pulang pada tanggal 4 Juli 2022 mendatang akibat urusan penting di kampung halamannya.

Tidak seperti kedatangan, kepulangan kelompok ini dilakukan menggunakan angkutan umum berupa bus. Sedangkan untuk sepeda masing-masing akan diangkut menggunakan pick up hingga pulang kerumah.

Kedatangan Sutikno ternyata bukan hanya sebagai penonton dalam FORNAS VI, namun ikut andil dalam salah satu acara yang ada di pekan olahraga nasional tersebut. 

Seperti dijelaskan Ketua Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) Sumsel, Anto bahwa ada empat event yang berkaitan dengan sepeda, mulai dari sepeda cepat, sepeda lambat, dan karnval. 

"Dan teman-teman dari pegiat sepeda ini akan berpartisipasi dalam karnaval itu," ungkapnya.