Kisah Ahlan Sang Juru Pelihara Batu Megalit di Desa Pulau Panggung

Situs batu megalit di desa pulau panggung/istimewa/rmolsumsel.id
Situs batu megalit di desa pulau panggung/istimewa/rmolsumsel.id

Udara yang sejuk dan segar sangat terasa ketika memasuki Desa Aceh yang merupakan desa pertama di Kecamatan Pajar Bulan karena di kecamatan ini mayoritas menanam kopi dengan pohon pembayangnya sehingga sepanjang jalan terlihat hijaunya kebun kopi.


Suasana kota Lahat yang mulai hiruk pikuk sempat terlepas dari benak kami sesaat kami memasuki Kecamatan Pajar Bulan, Lahat  yang merupakan kecamatan pemekaran dari Kecamatan Jarai.

Di Kecamatan Pajar Bulan  terdapat Desa Pulau Panggung. Sebelum menuju Desa Pulau Panggung  kita akan melihat sebuah batu berelief yang menggambarkan seseorang sedang menggendong hewan seperti rusa dengan tangan kiri memegang tanduk rusa, orang digambarkan berambut tegak ke atas dan perut buncit memakai kalung pada lehernya.

Batu berelif ini yang terletak dihalaman depan rumah bernama Amir Hamzah di Desa Pajar Bulan Kecamatan Pajar Bulan. Menurut Staf Khusus Pemkab Lahat Bidang Pariwisata dan Budaya, Mario Andramatik , seorang pemuda yang  dihubunginya mengatakan,  penduduk sekitar tidak mengetahui bahwa di batu tersebut terdapat relief disebabkan selama ini tertutup pepohonan.

Batu yang teronggok selama ini tidak menjadi perhatian warga desa ternyata adalah sebuah batu bergores yang bernilai tinggi hasil karya masyarakat masa megalit yang telah berkembang ribuan tahun lalu di daerah ini,” katanya, Minggu (27/6).

Hal ini menurutnya terungkap dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Sumatera Selatan. “Kemudian kami singgah di sebuah lumpang batu berlubang 4 (empat) terletak di halaman rumah  yang masih berada di Desa Pajar Bulan yang cukup jelas terlihat bila kita melalui jalan raya dari Desa Pajar Bulan ke arah Desa Pulau Panggung. Sebenarnya jumlah temuan megalit di Desa Pajar Bulan sangat banyak, lebih dari 300an temuan megalit,” katanya.

Saat ke Desa Pulau Panggung,  tidaklah susah untuk menemukan kediaman Ahlan sang juru pelihara batu megalit Desa Pulau Panggung.

“Di pertigaan jalan disebelah kiri tertulis petunjuk  menuju batu megalit yang juga ke arah rumah Ahlan. Jarak Desa Pulau Panggung hanya sekitar 8 km dari Kota Pagar Alam atau 73 km dari Kota Lahat yang dapat ditempuh selama 1,5 jam perjalanan. Jalanan yang beraspal mulus dan sedikit berliku membuat perjalanan sangat mengesankan. Kebun kopi penduduk yang hampir dipanen telah kelihatan memerah. Panorama alam pegunungan sangat mempesona. Mayoritas penduduk disini bertanam kopi dan merupakan produk andalan kawasan di kaki Gunung Dempo yang berhawa sejuk,” katanya.

Setelah diterima Ahlan  mereka langsung berjalan menuju kebun Ahlan yang juga merupakan komplek batu megalit berada. Jalan tanah selebar 2 m dengan perkebunan kopi dikanan kiri sangat menyenangkan.

“Sepanjang perjalanan Ahlan banyak bercerita tentang megalit yang ada di kebunnya. Kunjungan pertama kami melihat sebuah batu terletak didalam tanah berukuran 1 m. “Aku menggali batu megalit ini karena mimpi dari Rorena anakku” demikian penuturan Ahlan sang juru pelihara situs yang terletak di Desa Pulau Panggung Kecamatan Pajar Bulan Kabupaten Lahat.