Buruknya polusi udara di beberapa kota besar di Indonesia ikut meningkatkan jumlah permintaan terhadap obat-obatan terkait infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
- Kasus ISPA di Muratara Meningkat, 122 Warga Terjangkit Sejak Januari
- [Laporan Khusus] Catatan Akhir Tahun 2023, Lemahnya Sistem Pencegahan dan Sanksi Bagi Korporasi Penyebab Karhutla
- IKA FH Unsri Minta Pemerintah Cabut Izin Perusahaan yang Sebabkan Karhutla
Baca Juga
Lonjakan permintaan obat itu dirasakan oleh PT Kimia Farma Tbk (KAEF) selaku industri tertua di Indonesia.
Menurut Sekretaris Perusahaan Kimia Farma, Ganti Winarno, permintaan terhadap obat-obatan ISPA naik 20 persen sejak Juni hingga Agustus lalu.
"Obat-obat yang paling banyak dicari konsumen misalnya adalah obat untuk radang tenggorokan, batuk, dan pilek," ungkapnya dalam sebuah pernyataan kepada media, Minggu (1/10).
Winarno menekankan bahwa pihaknya akan tetap menjaga stok obat-obatan ISPA terpenuhi untuk mengantisipasi lonjakan permintaan lebih lanjut.
"Potensi peningkatan permintaan obat-obatan ISPA masih cukup terbuka pada masa mendatang. Pihak KAEF berusaha tetap menjaga stok bahan baku, produk obat, dan alat kesehatan untuk penanganan ISPA," paparnya.
Sebagai masyarakat merasakan dampak dari polusi udara yang semakin parah di tengah musim kemarau berkepanjangan.
Polusi udara di ibu kota di Jakarta bahkan dinobatkan sebagai kota dengan kualitas udara terburuk dengan Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 163 pada Sabtu (30/9).
- Presiden Prabowo Tanam Padi Serentak di Sumsel, Dorong Swasembada hingga Jadi Lumbung Pangan Dunia
- Terungkap di Persidangan, Saksi Ungkap Deliar Marzoeki dan Alex Peras Perusahaan Lewat Surat Kelayakan K3
- Ribuan Jemaah Padati Tabligh Akbar Bersama Ustaz Adi Hidayat di Masjid SMB I Palembang