Untuk meminimalisir dampak pencemaran lingkungan, Kilang Pertamina Plaju mengambil langkah proaktif dengan mendukung pemanfaatan minyak jelantah (Used Cooking Oil/UCO) sebagai sumber energi alternatif dan peluang ekonomi.
- Kilang Pertamina Plaju Capai Produksi BBM Gasoline Lebih dari 751 Juta Liter pada 2024
- Dukung Transisi Energi, Kilang Pertamina Plaju Implementasikan Program Desa Energi Berdikari
- Demi Keamanan Rantai Pasokan Energi, Kilang Pertamina Plaju Perkuat Kerjasama Dengan Lanal Palembang
Baca Juga
Data dari lembaga think tank Traction Energy Asia menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi minyak jelantah yang sangat besar, mencapai 933.200 kilo liter per tahun. Kilang Pertamina Plaju memanfaatkan potensi ini dengan mengumpulkan minyak jelantah dari lingkungan internal perusahaan, termasuk dari rumah tangga para pekerja.
Sebagai bagian dari upaya edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat, Kilang Pertamina Plaju mengajak ibu-ibu Persatuan Wanita Patra (PWP) RU III untuk mengadakan seminar terkait bahaya pencemaran minyak jelantah serta peluang ekonomi yang dapat dimanfaatkannya.
Kepala Seksi Pengendalian Pencemaran Dinas Lingkungan Hidup & Pertanahan (DLHP) Provinsi Sumatera Selatan, Rezawahya, menjelaskan bahwa satu liter minyak jelantah yang dibuang sembarangan dapat mencemari satu juta liter air.
"Minyak jelantah sulit terurai dan dapat menutupi permukaan air, menghambat proses fotosintesis, serta mengancam biota perairan," ungkapnya.
Namun, menurut Reza, minyak jelantah juga memiliki potensi ekonomi. "Minyak jelantah bisa diolah menjadi lilin, sabun, hingga biodiesel melalui proses esterifikasi. Jika dikelola dengan baik, limbah ini bisa menjadi sumber pendapatan tambahan," tambahnya.
Sebagai solusi terhadap limbah minyak jelantah yang semakin banyak, Noovoleum bekerja sama dengan Pertamina melalui PT Pertamina Patra Niaga untuk menciptakan inovasi UCOllect Box. Alat pengumpulan minyak jelantah ini kini tersedia di Palembang sebagai kota pertama di Sumatera yang menerapkannya.
Andini, perwakilan dari Noovoleum, menjelaskan cara penggunaan UCOllect Box untuk menukarkan minyak jelantah menjadi rupiah. "Satu liter minyak jelantah dihargai Rp6.000. Proses penukaran dapat dilakukan secara mandiri melalui sistem self-service yang beroperasi 24 jam. Mesin ini otomatis menghitung jumlah minyak yang disetor dan komisi akan langsung masuk ke akun UCOllect serta menjadi saldo MyPertamina yang bisa digunakan untuk membeli BBM di SPBU Pertamina," jelasnya.
Mekanisme penggunaan UCOllect Box cukup sederhana. Pengguna cukup membawa minyak jelantah ke UCOllect Box terdekat, memindai QR code di aplikasi UCOllect, lalu memasukkan minyak ke dalam mesin. Saldo otomatis akan masuk ke aplikasi UCOllect dan dapat dikonversi menjadi saldo MyPertamina.
"Dengan adanya UCOllect Box, warga Komperta dapat mendaur ulang minyak jelantah mereka menjadi rupiah. Kami berharap program ini dapat berkelanjutan dan semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya pengelolaan limbah," tambah Andini.
Pjs. Area Manager Communication, Relations & CSR RU III PT Kilang Pertamina Internasional, Perliansyah, menegaskan bahwa kesadaran masyarakat akan pengelolaan limbah sangat penting untuk mengurangi pencemaran lingkungan.
"Kilang Pertamina Plaju berkomitmen mendukung agenda pembangunan berkelanjutan dengan menerapkan prinsip-prinsip ESG (Environmental, Social & Governance), terutama dalam menjaga kelestarian lingkungan," ujarnya.
Sebagai perusahaan energi, Kilang Pertamina Plaju terus memproduksi energi secara berkelanjutan dan mendorong berbagai inisiatif untuk menjaga keberlanjutan lingkungan. Salah satu langkah nyata adalah mengurangi dampak limbah dan mengajak masyarakat untuk turut serta dalam pengelolaannya.
- Kilang Pertamina Plaju Capai Produksi BBM Gasoline Lebih dari 751 Juta Liter pada 2024
- Dukung Transisi Energi, Kilang Pertamina Plaju Implementasikan Program Desa Energi Berdikari
- Pemerintah Perketat Ekspor Limbah Pabrik Kelapa Sawit dan Minyak Jelantah