Sikap Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dinilai kurang tegas dalam menghadapi konflik Israel dan Palestina yang telah berlangsung selama lebih dari tujuh dekade.
- Korban Tewas Gempa Myanmar Tembus 3.471, PBB Ingatkan Ancaman Wabah Penyakit
- TNI Kirim 240 Prajurit ke Misi Perdamaian di Afrika Tengah
- Dalam Waktu Dekat Pengemplang Pajak Sawit akan Setor Rp189 Triliun ke Negara
Baca Juga
Hal itu disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir selama konferensi pers di Gedung Pusat Muhammadiyah, Jakarta pada Rabu (11/10).
Menurut Haedar, di usia PBB yang ke-78 tahun, organisasi internasional yang diikuti oleh hampir semua negara di dunia itu belum juga berhasil membawa perdamaian dan keamanan di Palestina.
"Ketika PBB dan negara-negara maju membawa misi perdamaian, dunia tanpa kekerasan, perlindungan terhadap HAM, tetapi mengapa membiarkan tragedi ini (kekerasan di Palestina) terus terjadi?" ujarnya.
Haedar berpendapat, kegagalan PBB menciptakan perdamaian lantaran organisasi itu enggan mengakui Palestina sebagai negara.
"Seperti kita tahu, Israel sudah lama diakui oleh PBB, sementara Palestina hingga saat ini hanya menjadi negara pengamat," urai Haedar.
Haedar kemudian mempertanyakan, apakah PBB akan terus membiarkan konflik Palestina dan Israel terus berlanjut. Sebab, jika tidak ada ketegasan dari PBB, maka perdamaian yang diharapkan tidak akan pernah tercapai.
"Apakah dunia dan PBB akan membiarkan tragedi kemanusiaan dan perang yang ada di depan mata terus berlangsung?" tanyanya.
- Eddy Soeparno: Prabowo Tunjukkan Keberanian Moral di Parlemen Turki
- Korban Tewas Gempa Myanmar Tembus 3.471, PBB Ingatkan Ancaman Wabah Penyakit
- Gaza Digempur Israel Saat Idulfitri, 80 Orang Tewas