Pengurus PBNU Pusat KH Amiruddin Nahrawi M Pdi yang juga Ketua PWNU Sumsel tutup usia, Jumat (2/2) pukul 00.30 di Rumah Sakit Gatot Subroto, Jakarta.
- Minta Maaf ke Korban Kanjuruhan, Jajaran Polres Malang Kota Lakukan Sujud Massal
- Mak Ganjar Jaring Aspirasi Masyarakat Jambi Sembari Bagikan Bantuan
- Bahas Bahaya Merkuri, Indonesia Terpilih Jadi Tuan Rumah Sidang COP4 Konvensi Minamata
Baca Juga
Mustasyar PWNU Sumsel Mal An Abdullah, membenarkan kabar meninggalnya Amiruddin Nahrawi setelah mendapat perawatan di Jakarta. Namun dirinya belum mengetahui riwayat dan penyakit yang di derita almarhum.
“Beliau ini di rawatnya di Jakarta, kelihatannya saya dengar informasi akhir –akhir ini beliau ini cuci darah,” kata Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sumsel ini.
Dari informasi almarhum akan di kuburkan di TPU Karet Bivak , Jakarta Pusat setelah shalat Jumat , dimana sebelumnya jenasah almarhum di semayamkan di rumah duka di Jalan Bekasi Timur IX Gang Padang No. 27, RT.7/RW.3, Kelurahan Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur.
“Beliau akan di makamkan di Jakarta dan yang pasti jenasah tidak di bawa ke Palembang,” katanya.
Cak Amir lahir di Jawa Timur, 17 Oktober 1960, namun sudah berada di Sumsel sejak Tahun 1990an dikenal sebagai tokoh NU yang aktif menjaga kerukunan keagamaan di Sumsel.
Dia diminta untuk menjadikan NU sebagai etalase besar bagi semua paham, agama, ormas dan keberagaman yang ada di Sumsel.
Selain sebagai tokoh NU, Cak Amir juga pernah ditunjuk langsung oleh mantan Gubernur Sumsel, H Herman Deru menjadi Staf Khusus Gubernur Sumsel bidang Hubungan Antar Agama.
Tugasnya untuk selalu menjaga hubungan dan mengayomi dengan baik para tokoh lintas agama, paham dan pondok pesantren yang ada di Sumsel.
Cak Amir merupakan santri alumni Pondok Pesantren Sukorejo Asembagus, Situbondo, Jawa Timur.
Dia juga pernah mengeyam pendidikan di Pesantren Kasyfudduja Parse, Kecamatan Raas, Desa Brakas, Madura.
Dirinya juga seorang akademisi yang sebentar lagi mendapatkan gelar Doktor dari Jurusan Ilmu Tafsir Al-Qur'an Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ).
Tidak hanya sebagai tokoh agama, dalam karir perpolitikan, Cak Amir juga pernah menjadi anggota DPRD Kota Palembang dan Provinsi Sumsel.
Juga pernah diangkat menjadi ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Palembang, pada Tahun 1998-2000, kemudian pada tahun 2000 hingga 2005 juga menjabat sebagai Ketua PKB Sumsel Babel.
Hingga saat ini, dia juga tercatat sebagai Ketua IKA PMII untuk Tahun 2019-2024.