Ribuan umat Islam, warga Palembang, dan peziarah dari berbagai daerah memadati puncak acara Ziarah Kubro di Kota Palembang pada Minggu (23/2/2025). Tradisi tahunan ini menjadi momen bagi masyarakat untuk berziarah ke makam para ulama dan mengenang ajaran serta keteladanan mereka menjelang bulan suci Ramadan.
- 19 Pendemo Revisi UU Pilkada jadi Tersangka
- Bamsoet: Tata Kelola Impor Beras Masih Bermasalah
- Megawati Menolak Pilpres Dikembalikan ke MPR
Baca Juga
Rangkaian acara hari ketiga Ziarah Kubro dimulai dengan haul di Kampung Sejarah Sei Bayas, kawasan 8 Ilir, yang dipimpin oleh Habib Abdullah dan Habib Abdurrahman. Para peziarah kemudian melanjutkan perjalanan ke pemakaman Pangeran Syarif Bsa, pemakaman Kesultanan Palembang Darussalam di Kawah Tengkurep, serta Pemakaman Auliya dan Habaib Kambang Koci yang terletak di Terminal Peti Kemas Boom Baru 5 Ilir, Kota Palembang.
Acara ini juga dihadiri oleh Ketua MPR RI Ahmad Muzani, yang didampingi Wakil Wali Kota Palembang Prima Salam. Dalam sambutannya, Ahmad Muzani menegaskan bahwa Ziarah Kubro adalah tradisi yang harus terus dilestarikan karena memiliki nilai spiritual yang tinggi bagi masyarakat Muslim.
"Tradisi ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk selalu mengenang dan meneladani ajaran para ulama serta guru-guru mereka. Dengan berziarah, kita juga mempersiapkan diri untuk menyambut bulan suci Ramadan dengan semangat kebaikan," ujarnya.
Selain aspek religius, Ahmad Muzani juga menyoroti potensi Ziarah Kubro sebagai daya tarik wisata religi. Ia mendorong Pemerintah Kota Palembang untuk meningkatkan promosi agar semakin banyak wisatawan yang datang dan mengenal tradisi ini.
"Ini adalah tradisi yang sudah dikenal luas. Saya berharap Pemkot Palembang terus mempertahankan dan meningkatkan promosi acara ini sehingga wisata religi di Palembang semakin berkembang," tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Panitia Ziarah Kubro, Habib Rafiq Husin BSA, menjelaskan bahwa kegiatan ini memiliki makna mendalam bagi umat Islam. Kata "ziarah" berarti mengunjungi, baik kepada orang yang masih hidup maupun yang telah meninggal, sedangkan "kubro" berarti besar, sehingga acara ini menjadi kunjungan besar-besaran ke makam para wali dan ulama.
"Dengan berziarah ke makam mereka, kita bisa meneladani kehidupan para ulama dan wali yang dekat dengan Allah, berjuang di jalan-Nya, dan berdakwah di jalan-Nya," jelasnya.
- 19 Pendemo Revisi UU Pilkada jadi Tersangka
- Bamsoet: Tata Kelola Impor Beras Masih Bermasalah
- Megawati Menolak Pilpres Dikembalikan ke MPR