Keterbatasan Data Sejarah AK Gani dan Bung Hatta, Jadi Tantangan Berat Pendirian Museum Bappenas 

Kreatif hub Indonesia Hidden Heritage (IHH) bersama Tim Pendiri Museum Bappenas
Kreatif hub Indonesia Hidden Heritage (IHH) bersama Tim Pendiri Museum Bappenas

Founder Indonesia Hidden Heritage (IHH) Nofa Farida Lestari mengakui, dalam rencana pendirian Museum Bappenas yang akan dibangun di tiga kota yakni Palembang, Padang dan Bukittinggi. Mendapati tantangan berat, hal itu lantaran riset sejarah dan arsip dari tokoh Dr AK Gani dan Mohammad Hatta banyak tersebar di berbagai kota dan negara.


Hal tersebut menjadi tantangan bagi pihaknya untuk mengumpulkan arsip lengkap yang menjadi pedoman dalam pendirian Museum Bappenas.

"Arsip pendukung riset sejarah tokoh-tokoh perencana pembangunan nasional masih berserakan. Perlu ketekunan dan eksplorasi lebih lanjut untuk mendapatkan arsip lengkap," papar Nofa, Senin (6/12).

Lebih lanjut dia mengatakan, pencarian arsip menjadi tantangan tersendiri karena belum semua arsip di Indonesia sudah didigitalisasi. Bahkan sejumlah arsip juga masih ada di negara lain seperti Belanda, yang lebih maju dalam hal proses penanganan arsip. Indonesia Hidden Heritage telah mendukung digitalisasi arsip AK Gani dengan mendonasikan scanner untuk memindai arsip-arsip cetak terkait sejarah AK Gani pada 2020. Akan tetapi, keterbatasan sumber daya manusia membuat proses digitalisasi arsip terhambat.

"Dampaknya adalah sumber arsip masih terbatas. Kalaupun berlimpah seperti arsip Mohammad Hatta yang lebih dikenal dengan nama Bung Hatta, perlu pemilahan secara tekun dan teliti. Sebab, belum semua arsip sesuai kebutuhan riset sejarah tokoh perencana pembangunan nasional untuk pendirian Museum Bappenas di Jakarta," jelasnya.

"Dalam melakukan riset sejarah AK Gani dan Bung Hatta, kami menghadapi tantangan berupa masih terbatasnya sumber arsip terkait kiprah keduanya selaku founding father Bappenas terhadap perencanaan pembangunan Indonesia," tambahnya.

Sebelumnya, riset sejarah AK Gani dan Bung Hatta dilakukan oleh Tim Pendiri Museum Bappenas dari Kementerian PPN/Bappenas yang terdiri dari Ismet Mohamad Suhud selaku koordinator, Ahli Arsip Raup, Ahli Sejarah Reni Dikawati dan Ahli Teknologi Informasi Muhammad Afandi, serta didukung oleh Direktur Eksekutif Indonesia Hidden Heritage Nofa Farida Lestari, Government Relationships Manager Indonesia Hidden Heritage Sriwulantuty RO, Media and Partnership Manager Indonesia Hidden Heritage Rina Garmina, Konsultan Pengembangan Pariwisata Rahmi Setiawati, Jurnalis Sejarah Dudy Oskandar, dan Founder Komunitas Sahabat Cagar Budaya Palembang Robby Sunata.

Pendirian Museum Bappenas merupakan upaya memfasilitasi wawasan sejarah tentang pemikiran tokoh-tokoh perencanaan pembangunan nasional bagi masyarakat melalui koleksi yang dirancang secara atraktif dan interaktif. "Melalui kehadiran Museum Bappenas, Kementerian PPN/Bappenas berupaya menghubungkan pengunjung dengan pengalaman sejarah sekaligus mendukung sektor pendidikan formal dan pariwisata Tanah Air,” terang Ismet Suhud, Kordinator Tim Pendiri Museum Bappenas dari Kementerian PPN/Bappenas.