Kepala Daerah Harus Siaga Bencana, Gubernur Sumsel: Kurangi Keluar Daerah

Gubernur Sumsel Herman Deru memantau kerja pompanisasi di Jalan Kapten A Rivai saat terjadi banjir besar Palembang pada Sabtu (25/12). (Humas Provinsi Sumsel/rmolsumsel.id)
Gubernur Sumsel Herman Deru memantau kerja pompanisasi di Jalan Kapten A Rivai saat terjadi banjir besar Palembang pada Sabtu (25/12). (Humas Provinsi Sumsel/rmolsumsel.id)

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru meminta seluruh kepala daerah kabupaten dan kota untuk siaga mengantisipasi bencana di wilayahnya masing-masing. Jika bencana datang, penanganannya harus cepat dan tepat.


“Kepala daerah harus tetap siaga mengantisipasi (bencana) antara lain memonitor (kondisi wilayahnya) setiap saat. Kurangi keluar daerah yang bukan urusan wajib,” tegas Deru kepada Kantor Berita RMOLSumsel usai membuka Rakerprov KONI Sumsel di The Alts Hotel, Palembang, Selasa (28/12).

Deru menjelaskan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah mengingatkan melalui prakiraan cuacanya sebagai dampak fenomena La Nina beberapa wilayah Indonesia akan mengalami hujan deras disertai angin kencang termasuk di Sumsel.

“Di kita (Palembang) ini kemarin terjadi pas Natal (25/12) itu curah hujan mencapai 164 mm. Artinya (curah hujan) ekstrem, karena batas ambang normal itu 150 mm,” kata Deru.

“Apa yang harus kita siasati, kita harus sadar bencana itu datangnya tidak pernah kita ketahui. Artinya infrastruktur harus siap. Kalau (antisipasi) banjir normalisasi dan revitalisasi wajib. Sebab terbukti (Sungai) Sekanak Lambidaro yang sudah direvitalisasi, daerah sekitarnya tidak banjir. Ini perlu kita teruskan di sungai-sungai lainnya,” imbuh Deru.

Selain itu, lanjut Deru, Pemda harus lebih tegas dalam penegakan Perda mengenai lingkungan terutama Perda Rawa.

“Kita tidak bisa semena-mena menimbun rawa. Harus ada hitungannya berapa tempat tangkapan airnya, berapa dalam drainasenya, itu ada aturannya semua,” ucap Deru.

Dalam waktu dekat, Deru akan memanggil seluruh Pemerintah daerah di Sumsel untuk membahas antisipasi ancaman bencana hidrometeorologi.

“Saya akan rapatkan dengan seluruh Pemerintah kota dan kabupaten mengenai Perda masing-masing. Termasuk alih fungsi (rawa). Artinya jangan sampai fungsi rawa sebagai tangkapan air beralih tanpa kejelasan,” tukasnya.

Memasuki akhir tahun 2021, beberapa wilayah di Sumsel dilanda bencana hidrometeorologi. Tak hanya banjir besar di Palembang, Kabupaten Muara Enim juga dilanda banjir. Selain itu ada pula tanah longsor di Kabupaten Lahat.