Membangkitkan masyarakat untuk lebih perduli dengan lingkungan adalah solusi mengatasi dan mencegah polusi udara, bukan memproduksi mobil listrik.
- Antisipasi Lonjakan Pengguna Mobil Listrik, PLN Siapkan 1.000 SPKLU di Jalur Mudik
- Penggunaan Mobil Listrik Meningkat, Driver Taksi Online Bagikan Pengalaman Beralih ke Kendaraan Ramah Lingkungan
- Puluhan Ribu Mobil Listrik Xiaomi SU7 Harus Perbaikan Software
Baca Juga
Hal ini disampaikan anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron soal polemik mengatasi polusi udara di wilayah Jabodetabek.
"Menurut saya tidak ada hubunganya (atasi polusi udara dengan produksi mobil listrik), namun (polusi udara) ini adalah lampu merah untuk kita lebih peduli kepada lingkungan hidup," kata Herman kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (27/8).
Legislator dari Fraksi Demokrat ini menuturkan Jakarta membutuhkan kawasan-kawasan terbuka hijau dan harus sudah memulai penggunaan energy yang ramah lingkungan, bukan hanya kendaraan yang ramah lingkungan.
"Situasi ini juga harus menjadi momentum instropeksi pemerintah secara komprehensif, bahwa pembangunan tidak boleh serampangan dan harus terencana dengan baik," ucapnya.
Herman menegaskan polusi udara yang terjadi di wilayah Jakarta, terjadi juga di wilayah Indonesia lainya, dan secara ekosistem sangat terkait.
"Jadi, tidak boleh demi ekonomi pembangunan mengorbankan prinsip-prinsip lingkungan hidup. Ini juga bukti bahwa UU Ciptakerja harus dievaluasi, terlalu membuka jalan terhadap percepatan kerusakan lingkungan," tutupnya.
- Antisipasi Lonjakan Pengguna Mobil Listrik, PLN Siapkan 1.000 SPKLU di Jalur Mudik
- Besok Prabowo Resmikan Danantara di Istana Merdeka
- Penggunaan Mobil Listrik Meningkat, Driver Taksi Online Bagikan Pengalaman Beralih ke Kendaraan Ramah Lingkungan