Kembangkan Zerocov untuk Kurangi Penyebaran Virus Covid-19

Alat Sterilisasi Udara yang diberi nama Zerocov. (Istimewa/BRIN)
Alat Sterilisasi Udara yang diberi nama Zerocov. (Istimewa/BRIN)

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama PT Brastow Indosukses Mandiri, mengembangkan purifier atau alat sterilisasi udara yang diberi nama, Zerocov. Alat ini diharapkan mampu mengurangi penyebaran virus khususnya ditengah pandemi Covid-19 saat ini.


Dalam pengembangan alat ini, tiga teknologi dikombinasikan yaitu purifier, sinar ultraviolet, dan ion negatif serta ditambahkan senyawa fenol. Alat tersebut berfungsi tidak hanya melindungi secara defensif tetapi juga menyerang mikroorganisme (virus, bakteri, dan lain-lain) secara aktif sehingga efektif membasmi mikroorganisme. 

Plt Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi, Mego Pinandito mengatakan, kerja sama kedua belah pihak ini menjadi momentum penting dalam sebuah kegiatan riset. Hal terpenting dari sebuah kegiatan riset dan inovasi adalah hilirisasi produk riset kepada masyarakat.

“Ini adalah momen penting, dimana riset dan inovasi telah sampai pada proses hilirisasi. Ini dibuktikan dengan diproduksinya purifier Zerocov dari kerja sama antara BRIN dengan PT. Brastow Indosukses Mandiri,” kata dikutip dari website BRIN, Jumat (25/3).

Menurut Mego, hasil riset dan inovasi tidak akan berarti apa-apa bila pemerintah sudah hadir, perisetnya sudah ada, hasil risetnya pun juga ada, namun pihak mitra industri yang akan menghilirkan kepada masyarakat tidak ada. Oleh karena itu, kerja sama ini menjadi suatu hal yang baik dan merupakan bagian upaya memperkuat ekosistem riset di Indonesia.

Direktur PT. Brastow Indosukses Mandiri, Wirawan Darmana mengatakan, pengembangan alat sterilisasi udara ini berawal dari pengalamannya ketika menghadapi flu burung yang sempat berjangkit di Indonesia. Ketika itu, Wirawan berhasil membuat alat sterilisasi udara dengan menggunakan UVC dan fenol yang diperuntukkan kepada binatang, dan menurutnya berhasil.

“Ketika wabah Covid-19, alat ini kami gunakan di ruangan yang banyak orang. Tentunya hal ini butuh validasi apakah formula kimia yang digunakan itu aman untuk manusia, maka dari itu, kami berkolaborasi dengan BRIN,” kata Wirawan.

Dengan kemampuan riset yang dimiliki tim BRIN, didapatkan hasil bahwa dengan konsentrasi fenol sebesar 0,05 persen dinyatakan aman untuk manusia. "Kami harap alat ini nantinya dapat dijadikan sebagai alat pelindung dan dapat diletakkan di tempat umum untuk melindungi masyarakat dari serangan virus atau mikroorganisme yang membahayakan," pungkasnya.