Kembali Lempar Pantun Berbahasa Jawa, Anita Pastikan Dukungan Etnis Jawa Solid untuk Matahati

Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut 03, Mawardi Yahya dan RA Anita Noeringhati/repro
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut 03, Mawardi Yahya dan RA Anita Noeringhati/repro

Calon Wakil Gubernur Sumatera Selatan, RA Anita Noeringhati, kembali menarik perhatian publik dengan pantun berbahasa Jawa dalam closing statement pada debat pamungkas Pilgub Sumsel, Kamis (21/11). 


Pernyataan tersebut disampaikan dengan penuh semangat dan berhasil memanaskan suasana.

"Numpak sepur klambine sutro, mlaku alon mudun ing Baturajo, yen wong kito arep mulyo, pilihane nomor tigo," ujar Anita, yang disambut riuh gemuruh pendukung pasangan Matahati.

Menurut pengamat politik Bagindo Togar, pantun yang dilontarkan Anita tidak hanya unik, tetapi juga meninggalkan kesan mendalam bagi masyarakat, baik yang hadir langsung maupun yang menyaksikan melalui siaran daring.

"Ini adalah strategi yang cerdas dari Anita, mengingat dia adalah satu-satunya kandidat dengan latar belakang etnis Jawa dalam Pilgub kali ini," kata Bagindo.

Bagindo menjelaskan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pemilih dari etnis Jawa di Sumsel mencapai sekitar 34 persen, angka yang cukup signifikan untuk menentukan hasil pemilihan. Dukungan dari komunitas Jawa, menurutnya, menjadi keunggulan strategis pasangan Matahati yang tidak dimiliki kandidat lain.

"Hal ini menunjukkan adanya pemilih yang lebih mempertimbangkan faktor identitas etnis dibandingkan faktor geografis atau wilayah," tambahnya.

Selain strategi ini, Bagindo juga memuji program-program yang ditawarkan pasangan Matahati. Menurutnya, visi, misi, dan program yang mereka usung sangat relevan dan mampu menjawab berbagai permasalahan mendasar di Sumatera Selatan.

"Program mereka dirancang untuk menjawab kebutuhan nyata masyarakat Sumsel, dan itu menjadi poin penting yang harus diperhatikan oleh para pemilih," pungkasnya.