Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Sumatera Selatan (Sumsel) menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Sepanjang Januari 2025, tercatat 309 kasus DBD dengan empat korban meninggal dunia.
- Sepanjang 2022 Kasus Kecelakaan di Muba Alami Peningkatan, 96 Orang Meninggal Dunia
- Bikin Resah, Dishub Muara Enim Tindak Tegas Bus Karyawan Tambang Tak Layak Jalan
- Tertibkan Aset di Muara Enim, KAI Divre III Bangun Sekolah dan Dukung Rencana Pembangunan Flyover
Baca Juga
Meski terjadi penurunan dibandingkan Desember 2024 yang mencapai 403 kasus, masyarakat diimbau tetap waspada. "Berdasarkan tren peningkatan kasus, Januari kemarin merupakan puncak kewaspadaan dengan 309 kasus dan empat kematian," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sumsel, Ira Primadesa, Jumat (7/2/2025).
Ira menjelaskan bahwa angka tersebut lebih rendah dibandingkan Januari 2024 yang mencatat 1.610 kasus. Meski begitu, ancaman DBD tetap signifikan, terutama di wilayah dengan angka kematian tertinggi seperti Banyuasin (2 kematian), Ogan Ilir, dan OKU Selatan (masing-masing 1 kematian). Tingkat kematian kasus atau case fatality rate (CFR) DBD di Sumsel pada Januari 2025 tercatat sebesar 1,32%.
Dinas Kesehatan Sumsel terus melakukan berbagai langkah pencegahan untuk menekan angka kasus DBD. Upaya tersebut meliputi sosialisasi intensif tentang pentingnya pemberantasan sarang nyamuk (PSN), seperti membersihkan tempat penampungan air, memelihara ikan pemakan jentik, serta melakukan fogging di wilayah rawan.
"Kami juga mengimbau masyarakat untuk menggunakan lotion antinyamuk, memasang kelambu saat tidur, dan menjaga kebersihan lingkungan," kata Ira.
Selain itu, distribusi larvasida, insektisida jenis cynoff, dan alat deteksi cepat (rapid diagnostic test/RDT) untuk chikungunya juga telah direncanakan.
Upaya lebih lanjut akan dilakukan dengan pengembangan teknologi wolbachia, yang diketahui mampu menurunkan angka kesakitan akibat dengue hingga 77% dan mengurangi angka rawat inap sebesar 86%. Program imunisasi dengue juga menjadi bagian dari strategi pengendalian jangka panjang.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Sumsel, total kasus DBD sepanjang 2024 mencapai 6.263 kasus dengan 37 kematian. Angka ini melonjak drastis dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.
Pada 2021, tercatat 1.135 kasus dengan 3 kematian, meningkat menjadi 2.854 kasus dengan 31 kematian pada 2022, dan 2.804 kasus dengan 22 kematian pada 2023.
"Kami berharap kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan terus meningkat. Pencegahan DBD tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat," tutup Ira.
- Sempat Landai, Kasus DBD di Palembang Naik Lagi
- Awal Tahun 2024, Dinkes Empat Lawang Temukan 9 Kasus DBD
- Dalam Satu Minggu, Kasus Demam Berdarah di OKI Meningkat Drastis