KASTA Palembang Protes Keras Atas Pelaksanaan Lomba Tari Kreasi Museum Balaputra Dewa 

Ketua KASTA Palembang, Imansyah/ist
Ketua KASTA Palembang, Imansyah/ist

Komunitas Seniman Tari Palembang (KASTA) mengeluarkan protes keras dan menuntut pemecatan Chandra Ampriyadi, Kepala Museum Negeri Sumatera Selatan Balaputra Dewa, terkait pemilihan juri dalam Lomba Tari Tradisional. 


Lomba ini akan diadakan di Museum Negeri Provinsi Sumatera Selatan Balaputra Dewa pada 17 Oktober 2023.

Ketua KASTA Palembang, Imansyah menyampaikan kekhawatirandengan mengatakan protes tersebut ditujukan kepada kepala museum, Chandra Ampriyadi terkait penyelenggaraan kompetisi tari tanpa mempertimbangkan kompetensi.

"Kami sebelumnya telah memprotes Festival Batanghari Sembilan yang diselenggarakan pada Mei 2023 karena penunjukan Lisa Surya Andika, S.P. M.M., yang menurut kami kurang memiliki keahlian sebagai juri. Protes pertama kami disampaikan secara sopan dan tertutup, tetapi sayangnya tidak dihiraukan," kata Imansyah diwawancarai, Sabtu, (14/10).

Menurut pengamatan KASTA Palembang, penunjukan juri dalam berbagai kompetisi yang diselenggarakan oleh Museum Balaputra Dewa tampaknya tidak didasarkan pada kompetensi, melainkan lebih karena kedekatan atau nepotisme.

"Hari ini, kami mengulangi protes kami terkait Lomba Tari Tradisional 2023, karena nama yang sama yang kami protes sebelumnya masih termasuk sebagai juri. Selain itu, ada nama-nama lain yang kompetensinya juga dipertanyakan," tambahnya.

Dia menilai kepala museum dianggap otoriter, anti-kritik, arogan, dan mengabaikan masalah-masalah terkait pemilihan juri yang sewenang-wenang.

"Kami berhak untuk memprotes karena museum mengelola dana publik, bukan dana pribadi. Penunjukan juri yang tidak memiliki kompetensi telah menimbulkan ketidakpuasan di kalangan studio tari dan praktisi tari," jelasnya.

Semenatara itu, Kepala Museum Negeri Sumatera Selatan Balaputra Dewa, Chandra Ampriyadi membantah tudingan tersebut. Dia menilai tudingan tersebut sudah menyerang pribadi Lisa Surya Andika yang sudah ditunjuk juri.

“Ibu Lisa itu memiliki kompetensi bidang tari dan sudah sering menjadi juri tari hingga tingkat nasional," kata Chandra.

Chandra menegaskan apapun kegiatan yang dilakukan di Museum yang dipimpinnya terbuka dan siapa saja bisa masuk dan ikut berpartisipasi didalamnya dan tidak ada yang ditutup-tutupi atau memihak pada pihak tertentu dalam sebuah kegiatan.