PT KAI sebagai perusahaan di bawah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus serius menyikapi persoalan penangkapan DE, karyawan yang terjerat kasus terorisme.
- KAI Divre III Palembang Siapkan Kereta Tambahan Antisipasi Lonjakan Penumpang
- KAI Terbitkan Surat Utang Rp1 Triliun untuk Pengadaan Lokomotif
- KAI Tertibkan Aset di Muara Enim, Percepat Proyek Strategis Nasional Flyover JPL 123
Baca Juga
Bila perlu, proses rekrutmen pegawai KAI bisa ditingkatkan kembali untuk mencegah paham radikal ada di tubuh perusahaan.
"Pola rekrutmen dan pembinaan di lingkungan BUMN masih perlu ditingkatkan. Dalam teori pucuk gunung es, maka 1 tersangka yang ditangkap ini mesti ditelusuri apakah lone wolf atau ada kawanan lain di komunitasnya," kata Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR), Hari Purwanto kepada redaksi, Jumat (18/8).
Selain itu, Hari meminta Menteri BUMN Erick Thohir serius menangani persoalan ini. Jangan hanya gemar melakukan gimmick yang tidak perlu dilakukan. Apalagi dalam hal ini, DE merupakan simpatisan ISIS.
"Menteri BUMN terlalu gemar bermain gimmick tetapi kerap melupakan hal yang esensi," tegasnya.
Terakhir, demi menjaga kekondusifan dan keamanan dalam bekerja, KAI diminta bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
"Nah, tugas berat BNPT adalah melakukan mapping, monitoring, dan pembinaan," tutup Hari.
- KAI Divre III Palembang Siapkan Kereta Tambahan Antisipasi Lonjakan Penumpang
- KAI Terbitkan Surat Utang Rp1 Triliun untuk Pengadaan Lokomotif
- KAI Tertibkan Aset di Muara Enim, Percepat Proyek Strategis Nasional Flyover JPL 123