Meski sempat anjlok di masa awal pandemi, jumlah penumpang Light Rail Transit (LRT) Sumsel terus mengalami peningkatan. Saat ini, rata-rata penumpang di hari biasa mencapai 4 - 5 ribu penumpang.
- Saksi Ungkap Permintaan Fee dari Dirjen Kemenhub di Sidang Kasus Korupsi LRT Palembang
- Dampak Gangguan Transmisi PLN, Operasional LRT di Palembang Ikut Terhenti
- Masih Bebani Negara, Gubernur Sumsel: LRT Bukan Transportasi Berorientasi Profit
Baca Juga
Sementara ketika akhir pekan, Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divre III Palembang Aida Surynti mengklaim terjadi peningkatan sampai 6 -7 ribu penumpang.
“Memang naik cukup signifikan. Sebab, awal Pandemi dulu kan memang ada instruksi pemerintah untuk mengurangi mobilitas dan kegiatan untuk mencegah penyebaran Covid-19,” kata Aida saat dibincangi, Jumat (11/6).
Ia mengatakan, pembatasan tersebut membuat aktifitas masyarakat menjadi berkurang. Seperti pemberlakuan work from home bagi pekerja, penutupan sementara area dan fasilitas publik serta sekolah daring.
“Otomatis pembatasan berbagai kegiatan itu membuat moda transportasi tidak digunakan warga,” ucapnya.
Saat ini, kepercayaan masyarakat terhadap LRT Sumsel sebagai moda transportasi yang aman dan sehat sudah meningkat. Apalagi, PT KAI memberlakukan protokol kesehatan yang ketat bagi penumpang.
“Masyarakat juga mulai beraktivitas di luar lagi. Sehingga, minat masyarakat untuk naik LRT Sumsel berangsur membaik karena LRT Sumsel menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” bebernya. (Eko Prasetyo)
- PLN Gelar Program Mudik Gratis, 11.300 Pemudik Berangkat dengan Transportasi Umum
- Saksi Ungkap Permintaan Fee dari Dirjen Kemenhub di Sidang Kasus Korupsi LRT Palembang
- Dampak Gangguan Transmisi PLN, Operasional LRT di Palembang Ikut Terhenti