Kasus kematian massal ternak babi kembali terjadi di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang.
- BNNP Sumsel Sebut Ada Enam Jaringan Besar Narkoba di Sumsel
- Sebelum Menghilang Dari Rumah, Qodir Tinggalkan Secarik Surat Permintaan Maaf
- Terhalang Portal, Mobil Damkar Terlambat Masuk ke TKP Kebakaran di Komplek Pusri Borang
Baca Juga
Sejak September 2022 lalu, pihak Peternak Babi Indonesia (PBI) mengkonfirmasi sekitar 2 ribu ekor ternak mereka mati diduga akibat terpapar flu babi.
"Total babi yang mati lebih kurang 2 ribu ekor. Gejalanya flu babi. Untuk kerugian kalau saya kalikan dengan harga itu kisaran Rp 8 miliar," kata Ketua PBI Heri Ginting kepada wartawan, dikutip dari Kantor Berita RMOLSumut, Rabu (30/11).
Untuk mencegah kerugian lanjutan, PBI meminta agar pemerintah memberikan solusi bagi mereka dengan penyediaan vaksin. Ia juga berharap adanya bantuan dari pemerintah dalam rangka pembersihan ternak yang terpapar.
"Pemda/pemprovsu membuat satu kebijakan, membeli babi-babi yang terpapar virus yang ada dimasyarakat ataupun peternak, dibeli sama pemerintah dan dimusnahkan, supaya jangan mutar-mutar itu penyakit," ungkapnya.
Menurut Heri, kondisi ini membuat pasokan daging babi di pasaran menjadi sangat berkurang. Padahal, momen Natal dan Tahun Baru biasanya mendorong tingginya permintaan daging.
Sejauh ini kata Heri, Dinas Peternakan Provinsi Sumut dan Balai Venteriner Medan juga sudah turun kelokasi perternakan.
- Komisi X DPR Soroti Kasus Siswa di Medan yang Duduk di Lantai Akibat Nunggak SPP
- Klarifikasi Disdikbud Medan: Siswa SD Belajar di Lantai Akibat Rapor Tidak Diambil
- XL Axiata Gelar Pelatihan Digital untuk Penyandang Disabilitas