Sebanyak 50 Pasukan Pengibar Bendera (Paskibraka) di Sumsel harus menjalani sejumlah protokol kesehatan sebelum upacara pengibaran bendera pada Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-76 di Griya Agung, Palembang. Protokol kesehatan ini mulai dari seleksi kesehatan hingga karantina selama 16 hari.
- Atraksi Terjun Payung Semarakan HUT RI ke-79 di OKU Timur
- Jadi Irup HUT ke-79 RI, Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi : Semangat Wujudkan Indonesia Emas
- Pertama Kalinya Rayakan HUT RI di Area Kampung, Warga Talang Jambe Palembang Gelar Upacara Bendera
Baca Juga
Koordinator Latihan Paskibraka, Budi mengatakan sebelum ditetapkannya sebagai pasukan pengibar bendera, tentunya ke-50 orang ini harus menjalani seleksi kesehatan terlebih dahulu. Seleksi kesehatan ini sendiri yaitu menjalani tes antigen PCR ataupun Swab. Jika pun mereka dari daerah maka harus membawa bukti hasil tes antigen maupun swab tersebut dari kota masing-masing.
"Kalau tidak bawa maka akan ditolak atau di swab di sini, karena ada antigen berkala juga yang sifatnya acak," katanya, Kamis (12/8).
Selain menjalani seleksi kesehatan, mereka juga akan diminta untuk tidak bertemu dengan orang luar seperti teman, orangtua dan lain sebagainya. Jika ini dilakukan maka anggota pengibar bendera tersebut akan dipulangkan atau didiskualifikasi. Namun, saat melakukan latihan bersama TNI dan Polri, maka setiap anggota pengibar bendera harus menjalani antigen.
"Pelatih, dan pembina juga harus menjalani antigen jika setelah menjalankan aktivitas diluar," ujarnya.
Dia mengaku, selama pandemi ini kegiatan latihan yang dilakukan terus memperhatikan protokol kesehatan dan pola latihan yang diubah dari sebelumnya. Dia menyebut ada pembagian empat sesi selama satu hari latihan. “Penerapan latihan selama PPKM di Palembang dilakukan dengan memperhatikan penuh prokes seperti cuci tangan dan penggunaan masker. Durasi waktu juga kita dikurangi, ada empat sesi latihan dalam sehari, dimulai dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Setiap sesi dibatasi selama 2 jam di lapangan,” tutupnya.
Sementara itu, Pengurus Purna Paskirbraka Indonesia (PPI) Sumsel Wakil Ketua 4, Eko Wahyu Kusnadi menambahkan, selain menjalani seleksi kesehatan, pasukan pengibar bendera ini juga harus menjalani karantina selama 16 hari. Dimana, karantina dilakukan di Hotel Swarnadwipa Palembang. Nantinya dalam karantina ini akan diisi dengan pendalaman materi, pembentukan karakter serta kekompokan dan kemandirian.
"Kami juga selalu memperhatikan penuh konsumsi vitamin dan makanan, terus ada tim kesehatan yang stanby 24 jam yang menginap di hotel," katanya.
Saat ini, dia mengaku belum diinformasikan siapa yang akan mengibar bendera dan membawa baki hingga 16 Agustus mendatang. Namun, kriteria pembawa baki harus yang berwawasan luas, dekat dengan semua personel, dan punya semangat yang tinggi.
Momen upacara 17 Agustus tahun ini juga akan berbeda, pasalnya orangtua Paskibraka tidak ada yang diundang langsung untuk melihat prosesi pengibaran bendera.
Terakhir, dirinya berharap agar Paskibraka yang dibagi menjadi 2 tim yakni nusa dan bangsa selama karantina, bisa kembali ke daerah masing-masing dan bergantian untuk melatih adik-adiknya dengan bekal yang diberikan di sini.
“Kita berharap mereka bisa membanggakan bagi daerah masing-masing dan berbagi kepada adik-adik mereka setelahnya, apalagi tahun ini ada 1 Paskibraka Putri yang berasal dar OKU dan 1 Putra dari Palembang yang berhasil tembus ke nasional,” pungkasnya.
- Seleksi Paskibraka Empat Lawang Penuh Haru dan Semangat Nasionalisme
- Atraksi Terjun Payung Semarakan HUT RI ke-79 di OKU Timur
- Jadi Irup HUT ke-79 RI, Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi : Semangat Wujudkan Indonesia Emas