Jalan Terjal Desa Pulau Panggung-Batusurau Segera Direhab

Plh Bupati Muara Enim, Kurniawan (baju putih) saat meninjau lokasi jalan terjal di Desa Pulau Panggung-Batusurau. (noviansyah/rmolsumsel)
Plh Bupati Muara Enim, Kurniawan (baju putih) saat meninjau lokasi jalan terjal di Desa Pulau Panggung-Batusurau. (noviansyah/rmolsumsel)

Pemkab Muara Enim berencana melakukan rehabilitasi jalan penghubung alternatif antara Desa Pulau Panggung- Batu Surau Kecamatan Semendo Darat Tengah (SDT), Muara Enim. Perbaikan dilakukan lantaran kondisi jalan tersebut cukup terjal dan berpotensi membahayakan pengendara.


Hal ini diungkapkan Pelaksana Harian (Plh) Bupati Muara Enim, Kurniawan  saat meninjau kondisi jalan tersebut disela kegiatan kunjungan kerja ke wilayah Semendo Raya, Minggu (5/6). 

Kurniawan menegaskan, kondisi jalan terjal di Batusurau menjadi atensi Pemkab Muara Enim agar jalan tersebut aman dilintasi kendaraan. Pihaknya akan segera membentuk tim dan menggelar rapat teknis bersama OPD terkait. 

"Kondisi jalan terjal sudah saya pantau langsung, kondisinya memang membahayakan, kita akan segera bentuk tim dan rapat teknis untuk mencari solusi agar jalan ini aman dilintasi," ungkapnya.

Dalam rapat teknis nanti, Kurniawan menyebut, pihaknya kembali akan memanggil Dinas PUPR, kontraktor termasuk dari kalangan masyarakat di sekitar jalan. 

Berdasarkan informasi yang didapat, jalan terjal dibangun karena terhalang proses ganti rugi lahan. Lahan yang semula disepakati diganti Rp80 juta naik drastis menjadi Rp600 juta oleh pemilik lahan.

Mendapat informasi tersebut, Plh Bupati tidak ingin proyek infrastruktur yang dibangun pemerintah demi kepentingan masyarakat terganjal oleh ganti rugi lahan.

"Untuk itu saya meminta semua pihak, termasuk masyarakat, agar segala pembangunan ini didukung penuh, pemerintah tidak bisa bekerja tanpa peran serta masyarakat," tegasnya.

Menurut Kurniawan, hadirnya jalan alternatif penghubung Desa Segamit-Pulau Panggung sebagai bentuk perhatian pemkab Muara Enim. Mengingat jalan menghubungkan kedua desa kerap dilanda longsor dan sangat membahayakan pengendara.

"Apalagi jalan penghubung ini merupakan akses utama masyarakat kedua desa, untuk keperluan mengangkut hasil kebun dan pertanian yang tujuannya meningkatkan perekonomian daerah di wilayah sekitar," pungkasnya.