Efektivitas penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional telah memberikan dampak positif pada peningkatan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2021.
- Minta Solusi Soal Sumur Minyak Ilegal, Sekda Muba Sambangi Kemenko Perekonomian
- Pemerintah Libatkan Kebun Rakyat untuk Kembangkan Kakao Lokal
- Indef Prediksi Kabinet Mendatang Bingung Hadapi Ekonomi Global
Baca Juga
Sesuai dengan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian nasional pada kuartal IV 2021, mengalami pertumbuhan sebesar 5,02 persen dengan pertumbuhan rata-rata pada 2021 adalah sebesar 3,69 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pertumbuhan itu patut disyukuri meski belum setinggi beberapa negara mitra seperti China, India, Amerika Serikat, Uni Eropa yang tumbuh lebih dari 5 persen di tahun 2021.
"Karena pada kuartal I dan kuartal III laju pertumbuhan ekonomi (di Indonesia) ini terkontraksi,” ujar Airlangga Hartarto dalam acara groundbreaking proyek perluasan PT Smelting di Gresik, Jawa Timur, Sabtu (19/2).
Soal perluasan PT Smelting, kata Airlangga, kebijakan pemerintah dalam hiliriasi produk mineral dan batubara (minerba) terutama ditujukan untuk meningkatkan nilai tambah. Selain itu, juga menjadi sumber penerimaan negara serta untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri serta ekspor, termasuk menghasilkan bahan baku energi bersih.
Dengan demikian, sambungnya, keberadaan proyek ekspansi PT Smelting sebagai industri pionir dalam pengembangan hilirisasi produk minerba diharapkan dapat turut berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi nasional maupun secara spasial di wilayah Provinsi Jawa Timur.
Dijelaskan Ketua Umum Partai Golkar ini, Indonesia memiliki cadangan bijih tembaga sebesar 3,1 miliar ton dengan tingkat produksi sebanyak 100 juta ton per tahun. Cadangan bijih tembaga tersebut diperkirakan akan habis dalam 30 tahun apabila tidak ada tambahan cadangan baru.
Oleh karenanya, peningkatan nilai tambah bijih tembaga sangat diperlukan, baik dengan pembangunan pabrik baru atau ekspansi pabrik yang ada untuk ekstraksi tembaga.
“Dengan ekspansi di pabrik refinery mineral pertama di Indonesia ini, ada 3,3 juta ton konsentrat yang nantinya akan diolah, sehingga Gresik menjadi sentra dari hilirisasi tembaga," terangnya.
"Kedepannya dengan renewable energy, electric vehicle dan solar panel seluruhnya membutuhkan tembaga. Oleh karena itu, hilirisasi produk turunannya perlu untuk terus didorong, terutama untuk kebutuhan memproduksi produk elektronik,” katanya lagi.
Dengan ekspansi ini, Airlangga menyampaikan, kapasitas pengolahan konsentrat PT Smelting direncanakan akan mengalami peningkatan menjadi sebanyak 1,3 juta ton dan kapasitas produksi katoda tembaga juga meningkat menjadi 342.000 ton pertahun.
Proyek ekspansi PT Smelting yang keempat sejak tahun 1999 ini, juga akan menambah pabrik asam sulfat baru, menaikkan kapasitas beberapa peralatan di smelter, serta menambah jumlah sel elektrolisa di refinery. Peningkatan kapasitas dalam ekspansi tersebut membutuhkan Capex sebesar 231 juta dolar AS dan direncanakan akan selesai pada September 2023.
Masih kata Airlangga, ekspansi PT Smelting tidak hanya memenuhi kebutuhan produk di dalam negeri seperti katoda tembaga untuk industri kawat atau kabel (wire), batangan tembaga (rod bar), industri kimia, serta produk samping berupa asam sulfat untuk bahan baku pabrik pupuk serta copper slag dan gipsum sebagai bahan baku semen, namun PT Smelting juga mengekspor katoda tembaga dan tembaga telurida.
“Kekuatan industri copper di Indonesia akan terus ditingkatkan dan klaster yang ada di Gresik tentunya perlu terus didorong, sehingga Pak Bupati Gresik ini bisa juga menjadi Bupati Tembaga,” pungkasnya.
- Minta Solusi Soal Sumur Minyak Ilegal, Sekda Muba Sambangi Kemenko Perekonomian
- Antara Anita dan Popo Ali di Pilgub Sumsel, Ini kata Airlangga Hartarto
- Pemerintah Libatkan Kebun Rakyat untuk Kembangkan Kakao Lokal