Akhir pekan kemarin, Iran mengundang perhatian publik dunia karena mengundang pemerintahan Imarah Islam Afghanistan, sebutan untuk pemerintahan Taliban, ke Teheran.
- Garuda Muda Optimis Optimistis Raih Poin di Laga Perdana Lawan Iran
- Penangkapan Besar, Polda Sumsel Bongkar 50 Kilogram Sabu Jaringan Timur Tengah
- Selesaikan Gugatan Pencemaran Nama Baik Trump, ABC News Setuju Bayar Rp240 Miliar
Baca Juga
Pertemuan itu membahas sejumlah isu, seperti ekonomi, perdagangan, politik hingga keamanan. Meski begitu, pertemuan itu tidak serta merta menunjukkan bahwa Iran telah mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan, meski kelompok tersebut telah mengambil alih kekuasaan di negara itu sejak 15 Agustus 2021 lalu.
Melalui sebuah pernyataan yang dirilis pada Senin (10/1), Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan bahwa pembicaraan tingkat tinggi dengan perwakilan Taliban adalah "positif", tetapi Iran masih belum pada titik secara resmi mengakui Taliban.
“Kondisi Afghanistan saat ini menjadi perhatian utama bagi Republik Islam Iran dan kunjungan delegasi Afghanistan berada dalam kerangka keprihatinan ini,” jelasnya, seperti dikabarkan Al Jazeera.
Kunjungan delegasi Taliban ke Iran adalah yang pertama kali dilakukan sejak Taliban menguasai Afghanistan kembali. Sejak saat itu, Iran telah menegaskan sikap bahwa mereka hanya akan mengakui Taliban jika mereka berhasil membentuk pemerintahan inklusif.
Iran dan Taliban juga telah melakukan kontak sejak itu. Utusan khusus Iran Hassan Kazemi-Qomi pun telah melakukan beberapa perjalanan ke Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir.
- Garuda Muda Optimis Optimistis Raih Poin di Laga Perdana Lawan Iran
- Pakistan Bombardir Perbatasan Afghanistan, 46 Orang Dipastikan Tewas
- Penangkapan Besar, Polda Sumsel Bongkar 50 Kilogram Sabu Jaringan Timur Tengah