Ini Tips dan Trik saat Membeli Barang Thrifting

ilustrasi (istimewa/rmolsumsel.id)
ilustrasi (istimewa/rmolsumsel.id)

Bisnis pakaian bekas atau biasa disebut dengan thrifting kini sudah sangat popular di kalangan anak muda. Tidak hanya menghemat pengeluaran, pakaian yang didapat dari thrift shop juga memiliki merek-merek yang terkenal.


Salah satu pemilik thrift shop, Hairul Akbar mengungkapkan bahwa bisnis thrifting merupakan bisnis yang unik, sebab dengan harga yang murah bisa mendapatkan pakaian dengan merk yang ternama.

“Biasa yang dijual pada bisnis thrif ini adalah barang-barang impor dengan merk-merk ternama,” ujarnya.

Pria yang sudah setahun lebih melakoni bisnis tersebut mengungkapkan populernya bisnis thrifting juga didukung oleh kondisi pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia. Sebab kondisi perekonomian yang kacau membuat para anak muda menemukan ide untuk mulai berbisnis pakaian bekas bermerk atau disebut dengan thrifting.

“Sebenarnya thrifting ini sudah ada sejak lama, namun tidak sepopuler sekarang,” ujarnya

Dengan bermodalkan handphone sebagai media pemasaran, Hairul mengenalkan produknya melalui media social seperti live streaming via Instagram atau facebook. Untuk pembeli sendiri tidak harus datang ketempat, sebab bisa dilakukan melalui live streaming yang dilakukan oleh pemiliki thrift shop.

Untuk harga yang dibandrol sangat beragam, mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah untuk satu produk thrifting. terkait dengan harganya sendiri, tergantung bagaimana para thrifter dalam menghargai barang tersebut.

“Harga bisa ditentukan dari barang itu sendiri, misalkan ada yang memiliki histori yang panjang, atau jumlah dari produk itu serta merk dari barang itu sendiri,” imbuhnya.

Oleh sebab itu Hairul selaku pemiliki thrift shop dengan nama Satuajathrift tersebut mengatakan ada tips dan trik yang bisa dilakukan dalam membeli barang thrifting.

Yang pertama harus diperhatikan adalah kondisi dari barang tersebut, karena apabila untuk pemakaian sendiri tentu harus memperhatikan kondisinya yang masih layak pakai, warna yang masih pekat, serta merk dari barang itu sendiri.

Berbeda bagi para kolektor, terkadang kondisi dari barang tersebut bukanlah prioritas utama. Sebab yang dicari dari para kolektor adalah cerita atau latar belakang dari barang tersebut.

“Kalau para kolektor kadang mencari barang-barang langka yang memiliki nilai cerita dibaliknya, seperti kaos band, klub besar, artis ternama, ataupun lainnya yang memiliki nilai tersendiri,” pungkasnya.

Maka dari itu, Hairul menghimbau agar para anak muda yang ingin membeli barang-barang thrifting agar mempelajari atau mencari tahu terkait merk-merk dan barang-barang yang dijual di thrift shop.

Diakhir Hairul bercerita dirinya pernah menjual sebuah jaket dengan harga yang fantastis yakni Rp 5 juta untuk satu produk thrifting. Sebuah jaket Chicago Bulls Starter NBA yang langka.

“Mengapa bisa laku dengan harga segitu sebab jaket tersebut merupakan jaket klub besar yang didalamnya juga terdapat legenda basket yakni Michael Jordan. Serta jumlah dari jaket itu sendiri sangat sedikit,” ungkapnya.