Persoalan infrastruktur hingga bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Lahat dan Musi Rawas menjadi pokok utama yang disampaikan pada Rapat Paripurna LXII (62) DPRD Sumsel dengan agenda penyampaian laporan hasil reses tahap I tahun 2023.
- Swarna Dwipa Sumsel Gemilang Merugi Lagi di 2024, DPRD Sumsel Minta Pemprov Beri Perhatian Khusus
- DPRD Sumsel Pertanyakan Dana Cadangan dan Kekosongan Direksi Bank SumselBabel
- DPRD Sumsel Bakal Panggil PT Pusri Terkait Kecelakaan Kerja yang Tewaskan Pekerja
Baca Juga
Rapat paripurna dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Sumsel H M Giri Ramanda N Kiemas, SE, MM di dihadiri oleh Sekretaris Daerah Sumsel; Ir. SA. Supriono dan Perwakilan OPD serta tamu undangan lain.
Dalam kesempatan tersebut Wakil Ketua DPRD Sumsel, Giri Ramanda N Kiemas, menegaskan laporan reses tersebut merupakan keseriusan dan kepedulian Pimpinan dan Anggota DPRD Sumsel kepada masyarakat dan agar apa yang disampaikan oleh masing-masing pelapor dapat menjadi pertimbangan pihak eksekutif.
"Soal tanggap darurat dan pasca bencana di kabupaten Lahat agar disampaikan kepada Gubernur Sumsel agar mengkonsolidasikan dan mengkoordinasikan seluruh sumber yang ada di Sumsel untuk membantu korban bencana di Empat Lawang, Lahat, Muara Enim dam Musi Rawas karena mereka semua bagian dari Sumsel dan menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Sumsel untuk membantu kabupaten-kabupaten yang terkena bencana tersebut," katanya.
Sementara itu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) sepakat soal bencana alam harus dilihat sebagai kejadian yang berakibat dari kesalahan beberapa regulasi sehingga terjadi banjir bandang sedemikian hebatnya. Hal itu diungkapkan Sekda Pemprov Sumsel, Ir SA Supriono dalam rapat paripurna DPRD Sumsel dengan agenda penyampaian hasil reses 10 Dapil di Sumsel, Senin (20/3).
"Disamping itu juga , kita ketahui bersama bahwa kayu yang diatas sudah habis, semua dulu di eksplorasi sedemikian rupa , saya enggak tahu dengan alasan apa sehingga itu menyebabkan menjadi habis jadi kebun sawit dan lain-lain," kata Sekda Sumsel SA Supriono dalam rapat paripurna DPRD Sumsel dengan agenda penyampaian hasil reses 10 Dapil di Sumsel, Senin (20/3).
Menurutnya kelapa sawit tidak bisa menahan arus air dari akarnya dan hanya bisa menahan tanah supaya tidak longsor.
"Sekarang kayu yang tidur 2 juta tahun yang lalu di eksplorasi juga dalam bentuk batubara, saya tidak tahu nanti suatu ketika apakah lobang-lobang besar itu akan menjadi menguntungkan atau justru akan merugikan kita. Sekali lagi ini merupakan regulasi secara nasional dan Insya Allah kami akan berusaha berkoordinasi dengan pusat,” katanya.
Dia mencontohan Provinsi Bangka Belitung rusak akibat eksplorasi penambangan timah yang menggila sejak zaman Belanda. "Apakah lobang-lobang tambang timah itu bisa dinikmati oleh Bangka Belitung, tidak!. Saya berharap apa yang terjadi di hadapan kita sekarang dengan melakukan eksplorasi secara besar-besaran batubara tidak akan merusak lingkungan di masa yang akan datang," pungkasnya.
- Pemilik Sedang Tidur Pulas, Toko Bangunan Ludes Terbakar di Musi Rawas
- Pria di Musi Rawas Siram IRT Pakai Air Keras Hingga Muka Melepuh, Polisi Beberkan Motifnya
- Adu Kambing di Muara Lakitan, Dua Pelajar Perempuan Alami Luka Berat