Sebagian besar masyarakat tidak yakin pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCIC) bakal membantu meningkatkan ekonomi rakyat.
- Respons KCIC Soal Dituding Bikin Wika Rugi Besar
- Mulai 1 Desember, Tiket Kereta Cepat Whoosh Naik Jadi Rp200-250 Ribu
- Catatkan Rekor, Kereta Cepat Whoosh Angkut 21 Ribu Penumpang
Baca Juga
Begitu temuan survei Indostrategic bertajuk "Keberlanjutan Vs Perubahan: Dinamika Peta Politik Menuju Pemilu 2024" yang dirilis Jumat (14/7).
Temuan survei itu, hanya 18,8 persen responden yakin kereta cepat akan berpengaruh pada meningkatnya perekonomian. Rinciannya, sangat yakin (2,3 persen) dan cukup yakin (16,5 persen).
Sementara, 73,5 persen responden mengaku tidak yakin, dengan rincian kurang yakin 47,1 persen dan sangat tidak yakin 26,4 persen. Serta masih ada responden tidak jawab 7,8 persen.
Dalam survei itu juga disebutkan beberapa alasan yang menjadikan publik tidak yakin pada pembangunan kereta cepat. Yakni, Biaya pembangunan dan utang negara membengkak (30,3 persen).
Berikutnya, kereta yang ada sudah cukup (20,3 persen), lebih baik membangun jaringan kereta di luar Pulau Jawa (19,1 persen), Sudah banyak pilihan transportasi Jakarta-Bandung (18,3 persen), Tarif Tiket mahal (5,3 persen), dan responden tidak jawab (8,3 persen).
Indostrategic menjalankan survei nasional dengan metode multistage random sampling yang melibatkan sampel 1.400 responden.
Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka, dengan periode pengerjaan survei lapangan pada tanggal 9-20 Juni 2023.
- Erick Thohir: Kontribusi Whoosh Sumbang Pendapatan Rp 86,5 Triliun Untuk Jakarta dan Jabar
- Respons KCIC Soal Dituding Bikin Wika Rugi Besar
- Mulai 1 Desember, Tiket Kereta Cepat Whoosh Naik Jadi Rp200-250 Ribu