Indonesia Hajar Kamboja, Shin Tae-yong Beri Pelajaran Keisuke Honda

Pelatih Indonesia Shin Tae-yong. (PSSI/rmolsumsel.id)
Pelatih Indonesia Shin Tae-yong. (PSSI/rmolsumsel.id)

Indonesia memulai perjalanan di turnamen Piala AFF Suzuki 2020 dengan memenangi laga kontra Kamboja. Bermain di Bishan Stadium, Kamis malam (9/12), Indonesia menang 4-2.


Gol Indonesia dicetak Rachmat Irianto di menit 4 dan 33, Evan Dimas Darmono menit 17, dan Ramai Rumakiek menit 54. Sedangkan gol balasan Kamboja disumbangkan Yue Safy di menit 37 dan Prak Mony Udom menit 60.

Tak hanya persaingan di dalam lapangan, laga Indonesia versus Kamboja ini juga menarik dari persaingan di sisi lapangan. Pelatih Indonesia Shin Tae-yong beradu strategi dengan pelatih Kamboja Ryu Hirose yang didukung manajer yang merupakan salah satu talenta terbaik sepak bola Asia, Keisuke Honda.     

Meski Honda memiliki lebih banyak pengalaman semasa aktif sebagai pemain dengan memperkuat beberapa klub Eropa seperti AC Milan dan CSKA Moscow, namun Shin Tae-yong membuktikan lebih unggul saat menangani tim nasional.

Manajer Kamboja Keisuke Honda saat mendampingi timnya di Piala AFF Suzuki 2020. (AFF Suzuki Cup 2020/rmolsumsel.id)

Pada pertandingan ini, Indonesia memainkan formasi 4-1-4-1. Dengan formasi ini Shin Tae-yong ingin Indonesia lebih dominan di lini tengah. Selain itu, formasi itu diterapkan untuk meredam Kamboja yang turun dengan formasi menyerang 4-3-3.

Namun dari statistik pertandingan Indonesia tak lebih baik dari Kamboja. Dari penguasaan bola, Indonesia kalah dari Kamboja yakni 45 berbanding 55 persen. Kemudian dari 12 tembakan ke gawang, Indonesia hanya mendapatkan 5 yang tepat sasaran. Sedangkan Kamboja dari 10 tembakan, 6 di antaranya on target.

Akurasi tembakan ke gawang yang dimiliki kedua tim juga terpaut jauh. Indonesia di angka 25 persen dan Kamboja 46,2 persen. Meski terbilang imbang, namun akurasi passing Kamboja yang menyentuh 81,5 persen lebih baik dari Indonesia di angka 79,9 persen.

Kedua tim tampak kesulitan mencetak gol melalui open play. Bahkan gol-gol yang tercipta didominasi situasi bola mati baik dari corner kick maupun free kick. Hal ini menunjukkan rapatnya pertahanan kedua tim dalam mengantisipasi serangan. Namun konsentrasi membaca arah bola di situasi bola mati tidak terlalu baik.