Sebanyak 14 orang tewas dan 102 lainnya termasuk 23 personel militer dilaporkan hilang akibat banjir bandang di lembah pegunungan di negara bagian Sikkim, timur laut India, pada Kamis (5/10).
- Banjir Rendam Jalintim Muba, DPRD Sumsel Desak Pemerintah Cari Solusi Atasi Kemacetan
- Akibat Banjir, Harga Gas Elpiji 3 Kilogram di Muratara Melonjak Jadi Rp50 Ribu
- Dua Kecamatan di OKI Dilanda Banjir, Ratusan Hektare Sawah Terancam Puso
Baca Juga
“Operasi pencarian dilakukan dalam kondisi hujan yang terus-menerus, air yang mengalir deras di sungai Teesta, jalan dan jembatan tersapu di banyak tempat,” kata juru bicara pertahanan dalam pernyataannya di platform media sosial X, seperti dikutip TRT World.
Menurut keterangan dari Badan Penanggulangan Bencana India, hingga Kamis pagi sebanyak 26 orang terluka dan 102 orang dipastikan hilang, sementara 11 jembatan hanyut terbawa arus.
Rekaman video dari kantor berita ANI menunjukkan air banjir juga menyapu kawasan penduduk, di mana beberapa rumah runtuh, pangkalan militer dan fasilitas lainnya rusak, dengan banyaknya kendaraan yang terendam.
Bencana yang dipicu dari hujan deras yang membuat danau glasial Lhonak meluap pada Rabu itu dikabarkan telah berdampak pada kehidupan 22.000 orang yang tinggal di lembah gunung tersebut, akibat krisis iklim yang semakin parah.
Departemen cuaca memperingatkan adanya kemungkinan tanah longsor, dengan gangguan penerbangan diperkirakan akan terjadi lebih lama, karena hujan selama dua hari ke depan diprediksi akan terus mengguyur beberapa bagian Sikkim dan negara-negara tetangga lainnya.
- Banjir Rendam Jalintim Muba, DPRD Sumsel Desak Pemerintah Cari Solusi Atasi Kemacetan
- Akibat Banjir, Harga Gas Elpiji 3 Kilogram di Muratara Melonjak Jadi Rp50 Ribu
- Dua Kecamatan di OKI Dilanda Banjir, Ratusan Hektare Sawah Terancam Puso