Konflik antara Rusia dan Ukraina dianggap pemerintah sebagai salah satu penyebab dari kelangkaan dan kenaikan harga beberapa jenis pupuk yang biasa disubsidi pemerintah.
- Minta Solusi Soal Sumur Minyak Ilegal, Sekda Muba Sambangi Kemenko Perekonomian
- Pemerintah Libatkan Kebun Rakyat untuk Kembangkan Kakao Lokal
- Indef Prediksi Kabinet Mendatang Bingung Hadapi Ekonomi Global
Baca Juga
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menerangkan, salah satu jenis pupuk yang sedang mengalami kenaikan harga karena stoknya yang minim adalah pupuk urea.
"Harganya mendekati seribu dolar (Amerika Serikat), salah satu impornya juga dari Ukraina," ujar Airlangga dalam jumpa pers usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa (5/4).
Antisipasi dampak perang Ukraina dengan Rusia, Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) ini memastikan bantalan ekonomi ikut dipersiapkan bagi kelompok petani.
"Bapak presiden mewanti-wanti agar subsidi pupuk tepat sasaran, para petani bisa menerima pupuk, sehingga harga pupuk tidak membuat kelangkaan pupuk, dan tidak memberikan dampak pada ketersediaan pangan," paparnya.
Lebih lanjut, Ketua Umum Partai Golkar ini memastikan arahan Jokowi yang meminta agar kenaikan harga pupuk bisa diantisipasi dengan melihat penggunaan di dalam negeri, baik untuk yang subsidi maupun nonsubsidi.
"Tentu akan ada pembatasan terkait dengan komoditas, prioritasnya adalah padi, jagung, kedelai, bawang merah, cabai, tebu, dan kakao. Dan tentu pupuk yang disubsidi akan mulai dibatasi, urea dan MPK," tandasnya.
- Mentan Ancam Bakal Cabut Izin Distributor Pupuk Nakal
- Mentan Tegaskan Petani Tak Boleh Dipersulit Dapatkan Pupuk Subsidi
- Kementan Percepat Penyaluran Pupuk Bersubsidi, Pastikan Ketersediaan Mulai Januari