Hujan deras yang mengguyur wilayah Uluan pada Jumat pagi (10/1) menyebabkan meluapnya debit air Sungai Lematang. Akibatnya, sedikitnya empat desa di Kecamatan Benakat dan Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim, terendam banjir.
- Pemancing Ditemukan Tewas di Sungai Lematang Muara Enim
- Bocah 12 Tahun Tewas Ditemukan Mengambang di Sungai Lematang
- Sungai Lematang Meluap, Dua Jembatan Gantung di Muara Enim Putus
Baca Juga
Banjir mulai menggenangi kebun, pekarangan rumah, serta jalan-jalan desa di Desa Betung, Pandang Bindu, Kecamatan Benakat, dan Desa Gunung Megang Dalam serta Gunung Megang Luar di Kecamatan Gunung Megang. Ketinggian air bervariasi antara 30 cm hingga 60 cm.
Makmur, seorang tokoh masyarakat setempat, menjelaskan banjir ini sudah menjadi hal yang biasa karena merupakan banjir tahunan akibat luapan Sungai Lematang. "Masyarakat sudah tidak kaget lagi dengan kejadian ini," ujar Makmur.
Kenaikan air terjadi pada malam hari hingga pagi hari. "Semalam kami mendapat kabar, air sudah masuk ke pemukiman dengan ketinggian sekitar 30 cm hingga setinggi lutut orang dewasa," tambahnya.
Meskipun sebagian besar fasilitas pemerintahan tidak terdampak, Sekolah Dasar (SD) 5 Gunung Megang terpaksa diliburkan karena terendam banjir. "Yang terdampak hanya sekolah, sementara di Desa Gunung Megang Dalam, ada tujuh dusun yang terendam," jelas Makmur.
Kapolsek Gunung Megang, AKP Aisen Hower, mengonfirmasi bahwa luapan air telah masuk ke pemukiman di Desa Gunung Megang Dalam dan Desa Gunung Megang Luar, dengan ketinggian debit air mencapai sekitar 40 cm. Namun, ia juga menambahkan bahwa debit air Sungai Lematang di Desa Tanjung Muning saat ini masih berada di bibir sungai dan belum masuk ke pemukiman warga.
"Warga diimbau untuk tetap waspada dengan kemungkinan banjir yang secara tiba-tiba bisa muncul," jelasnya.
- Desakan Warga Dikabulkan, Izin Dispensasi Angkutan Batubara PT DBU Tak Diperpanjang
- Operasional PT ASL Dihentikan Sementara, Diduga Penyebab Pencemaran Sungai Lubai yang Tewaskan Ribuan Ikan
- Muara Enim Tak Mau 'Instan', Kirim Putra-Putri Asli di STQH ke-28