Hore, Harga Karet di Sumsel Naik Lagi

Ilustrasi penyadapan karet. (Net/rmolsumsel.id)
Ilustrasi penyadapan karet. (Net/rmolsumsel.id)

Kabar gembira bagi petani Sumsel. Harga karet di perdagangan, Jumat (18/6), mengalami kenaikan menjadi Rp19.590 per kilogram untuk kadar karet kering (KKK) 100 persen.


Harga tersebut naik sekitar sebesar Rp165 dibandingkan perdagangan pada Kamis (17/6), yang dibanderol Rp19.425 per kilogram.

Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (P2HP) Dinas Perkebunan Sumsel, Rudi Arpian mengatakan, meski kenaikannya hanya sedikit, namun kenaikan harga tersebut cukup memberikan dampak di tingkatan petani.

Ia menerangkan harga di kalangan petani dibedakan berdasarkan kualitasnya. Untuk KKK 70 persen, harganya mencapai Rp13.713 per kilogram. Sementara, KKK 60 persen, harganya mencapai Rp11.754 per kilogram. Selanjutnya, KKK 50 persen harganya sebesar Rp9.795 per kilogram.

“Untuk KKK 40 persen harganya Rp7.836 per kilogram. Biasanya untuk di kalangan petani KKK-nya sekitar 40-70 persen,” katanya.

Menurut Rudi, saat ini pemerintah terus meningkatkan kualitas karet milik petani. Salah satunya melalui kelembagaan Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB). Petani yang bergabung dalam UPPB bakal mendapat harga yang lebih baik ketimbang menjualnya di tengkulak.

“Sebab, kualitas karet di UPPB lebih baik ketimbang petani yang tidak tergabung. Secara otomatis harga yang didapat juga lebih bagus,” ujarnya.

Dijelaskan Rudi, kualitas karet di UPPB rata-rata sudah mencapai 70 persen. Selain itu, UPPB juga berhasil memangkas rantai penjualan karet.

“Peran tengkulak diperkecil sebab rata-rata UPPB sudah menjalani kerja sama langsung dengan pabrik,” pungkasnya.