Di sudut Mushala Polsek Ilir Timur II, Palembang pagi itu terasa begitu syahdu. Udara dingin masih menyelimuti ketika Dedy Chandra duduk bersimpuh, wajahnya penuh harap. Ia menatap Ustadz H. Amak Syahab yang duduk di hadapannya, siap membimbingnya melafazkan dua kalimat syahadat. Hari itu, Senin, 6 Januari 2025, menjadi momen yang akan mengubah hidupnya selamanya.
- Tiga Tahanan Kabur dari Rutan Baturaja Klas IIB
- Kematian Irohmin Tahanan Rutan Kelas I Palembang Diduga Dibunuh, Keluarga Minta Karutan Bertanggung Jawab
- Diduga Kematian Tahanan di Lapas Rutan Pakjo Palembang Janggal, Orang Tua Yogi Lapor Polisi
Baca Juga
Dedy, seorang tahanan, mengaku bahwa keputusan ini sudah lama ia pikirkan. Tidak ada paksaan dari siapa pun, hanya panggilan dari dalam hati yang semakin hari terasa begitu kuat.
“Saya sudah lama ingin masuk Islam. Tapi, saat berada di sini, hati saya semakin yakin. Melihat teman-teman sholat berjamaah, hati saya tersentuh,” katanya.
Selama hari-harinya di balik jeruji, Dedy sering memperhatikan sesama tahanan yang rutin melaksanakan sholat dan dzikir bersama. Ia tidak mengerti apa yang mereka baca, tetapi ada ketenangan yang terpancar dari setiap lafaz yang diucapkan. Malam-malam yang biasanya sunyi dan mencekam, berubah menjadi saat-saat yang menenangkan baginya.
“Ketika mereka berdzikir setiap malam, hati saya seakan diajak untuk ikut larut. Saya merasa damai, sesuatu yang belum pernah saya rasakan sebelumnya,” ujar Dedy.
Prosesi syahadat berlangsung khidmat. Dengan suara bergetar, Dedy mengucapkan dua kalimat syahadat yang dibimbing oleh Ustadz Amak. Usai mengucapkan syahadat, semua orang yang hadir memanjatkan doa untuknya. Ustadz Amak memberinya nama baru, Muhammad Dedy Chandra, sebagai simbol awal perjalanan hidupnya dalam Islam.
Kapolsek Ilir Timur II, Kompol Desy Arianti, yang turut menyaksikan momen itu, mengaku terharu.
“Kami hanya memfasilitasi keinginannya. Alhamdulillah, prosesnya berjalan lancar. Keputusan ini benar-benar lahir dari hati Dedy sendiri,” ujar Desy.
Ustadz Amak pun berjanji akan terus membimbing Dedy dalam memahami Islam. “Islam itu rahmatan lil alamin, rahmat bagi semesta alam. Kami ingin Dedy merasakan Islam sebagai sumber kedamaian dan kasih sayang,” katanya lembut.
Kini, meskipun Dedy masih harus menjalani masa tahanannya, ia merasa hidupnya telah berubah. Di balik jeruji, ia menemukan kebebasan yang sejati kebebasan jiwa yang hanya bisa dirasakan ketika hati telah dipenuhi cahaya iman.
“Bagi saya, ini awal dari perjalanan baru. Saya ingin belajar lebih banyak tentang Islam dan menjadi pribadi yang lebih baik,” ujar Dedy, kali ini dengan senyum lega di wajahnya.
- Tiga Tahanan Kabur dari Rutan Baturaja Klas IIB
- Kematian Irohmin Tahanan Rutan Kelas I Palembang Diduga Dibunuh, Keluarga Minta Karutan Bertanggung Jawab
- Diduga Kematian Tahanan di Lapas Rutan Pakjo Palembang Janggal, Orang Tua Yogi Lapor Polisi