Pemprov Sumsel menargetkan 6.303.096 jiwa penduduknya selesai divaksin pada akhir tahun mendatang untuk mencapai herd immunity atau kekebalan komunitas.
- Tak Lagi Gratis, Vaksin Covid-19 Kini Telah Berbayar
- Keterangan Saksi Ahli: Rekomendasi Vaksin pada Kemenkes Tidak Memandang Aspek Halal
- UNICEF Kirim 55.000 Dosis Vaksi Campak dan Rubella ke Libya
Baca Juga
Namun, realisasinya hingga awal November ini baru tercapai 2.710.162 orang atau 43 persen untuk dosis pertama dan 1.613.517 orang atau 25,68 persen untuk dosis kedua. Pasokan vaksin yang kurang menjadi penyebab utama minimnya capaian vaksinasi tersebut.
“Dari segi fasilitas kesehatan dan vaksinator kita mencukupi, hanya memang vaksinnya yang masih terbatas,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sumsel, Lesty Nurainy saat dibincangi, Minggu (7/11).
Menurutnya, pasokan vaksin sudah mulai bertambah. Jika sebelumnya pengiriman vaksin dari pemerintah hanya mencapai 300-400 ribu dosis per bulan. Saat ini sudah mencapai 500 ribu dosis. Hanya saja, jumlah tersebut belum cukup untuk memenuhi target herd immunity di akhir tahun mendatang.
“Kami terus meminta tambahan pasokan vaksin ke pusat,” ungkapnya.
Lesty menerangkan, saat ini kasus positif Covid-19 sudah menunjukkan angka penurunan. Berdasarkan data yang ada untuk Bed occupancy ratio (BOR) atau keterisian tempat tidur di rumah sakit di Sumsel sudah 3 persen. “Angka positif juga terus turun. Tidak mengalami lonjakan. Namun, kami harap masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) yang ketat agar tidak terjadi lonjakan kasus,” terangnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Ferry Yanuar menuturkan, idealnya Sumsel membutuhkan 1,5 juta dosis vaksin per bulan untuk mengejar herd immunity di awal tahun 2022. Hanya saja, untuk pasokan baru terpenuhi sepertiganya saja.
“Kalau pasokan yang dikirim saat ini baru sekitar 500 ribu dosis,” pungkasnya.
- Tak Lagi Gratis, Vaksin Covid-19 Kini Telah Berbayar
- Jelang Nataru, Kemenkes Diminta Buka Posko Vaksinasi Covid-19 di Jalur Mudik
- Keterangan Saksi Ahli: Rekomendasi Vaksin pada Kemenkes Tidak Memandang Aspek Halal