Pemilih non muslim disebut lebih mendegarkan arahan Presiden Joko Widodo terkait dengan siapa pasangan capres dan cawapres yang harus didukung pada Pilpres 2024 mendatang.
- Besok Partai Buruh Umumkan Capres-Cawapres 2029
- Kubu Ganjar-Mahfud Resmi Daftar Gugatan Hasil Pilpres ke MK
- Anies Anggap Pertemuan Prabowo-Surya Paloh Tak Luar Biasa
Baca Juga
Sebagaimana hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA, ternyata efek dukungan dari Jokowi untuk segmen pemilih non muslim sangat mempengaruhi kemenangan capres-cawapres.
“Dalam segmen agama paling besar, di segmen agama non-Islam sebesar 6,1 persen,” kata Direktur KCI-LSI Denny JA, Adjie Alfaraby dalam keterangan tertulis yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (24/11).
Meskipun, tambah Adjie, efek dukungan atau endorsement Jokowi kepada perubahan elektabilitas pasangan calon presiden (capres) tidak besar. Karena, efek dukungannya kurang dari dua persen.
"Ketika persaingan kompetitif (selisih kurang dari 2 persen), dukungan Jokowi bisa mengubah pemenang. Ketika persaingan margin besar (selisih lebih dari 3 persen), dukungan Jokowi tidak mengubah pemenang," ungkap Adjie.
Untuk survei kali ini kata Adjie, pasangan Ganjar-AH unggul di atas pasangan lainnya, yakni di atas 3 persen. Sementara itu, pasangan capres manapun yang didukung Jokowi, pasangan Ganjar-AH tetap unggul.
"Demikianlah salah satu temuan penting dari survei nasional terbaru LSI Denny JA. Data dan analisa didasarkan pada survei nasional dan riset kualitatif pada tanggal 10-19 Oktober 2022," kata Adjie.
Survei nasional ini melibatkan 1.200 responden di 34 Provinsi di Indonesia. Wawancara dilaksanakan secara tatap muka (face to face interview). Margin of error (Moe) survei ini adalah sebesar kurang lebih 2,9 persen. Riset kualitatif dilakukan dengan analis media, Focus Group Discussion (FGD), dan indepth interview.
- Besok Partai Buruh Umumkan Capres-Cawapres 2029
- Jokowi Komentari soal Seruan "Adili Jokowi": Ekspresi Kalah Pilpres
- Jawab Tantangan, Said Didu Beberkan 5 Klaster Dugaan Korupsi Jokowi