Hasil Coklit Pemilih 2024 di Sumsel: 96 Ribu Pemilih Meninggal Dunia, 1,5 Juta Pemilih Baru

Amrah Muslimin (ist/rmolsumsel.id)
Amrah Muslimin (ist/rmolsumsel.id)

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mencatat, hasil pencocokkan dan penelitian (coklit) data warga Sumsel yang dilakukan petugas Panitia Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) 93 persen sudah melalui proses coklit.


Pelaksanaan coklit yang dilaksanakan dari tanggal 12 Februari hingga 14 Maret 2023, terdapat 96.406 pemilih yang sudah meninggal dunia, dari total jumlah pemilih sebanyak 6.300.858.

Ketua KPU Sumsel Amrah Muslimin mengatakan, coklit diperlukan untuk memperbaiki data pemilih menjelang Pemilu 2024 nanti.

Sampai saat ini, petugas Pantarlih sudah mendatangi rumah-rumah warga untuk melakukan coklit.

"KPU Kabupaten Kota sudah melapor ke KPU provinsi, dan saya sudah cek hari ini data yang terkumpul itu, sudah 93 persen (5,8 juta) total pemilih, yang terdaftar di daftar pemilih itu 6,3 juta, " kata Amrah, Kamis (16/3).

Menurut Amrah dari total 6,3 juta warga yang terdaftar yang sudah dicoklit sekitar 93,14 persen itu, tercatat 1,5 juta orang di antaranya pemilih baru, sedangkan 96.406 pemilih telah meninggal.

 

Kemudian ada terindikasi ganda sebanyak 143 orang, masih dibawah umur 17 tahun sebanyak 855, maupun pindah domisili sebanyak 2.718 pemilih.

"Tentunya, itu sudah dikelompokkan berdasarkan hasil coklit, jadi kelompok yang meninggal dunia tentu sudah dicoret, kemudian kelompok yang alih status dari TNI Polri ke sipil atau sebaliknya. Termasuk pemilih yang pindah, " katanya.

Selain itu terdapat penyesuaian pemilih di TPS (kode 8) sebanyak 1.529.920, dan pemilih baru (hasil penyesuaian pemilih di TPS baru) sebanyak 1.559.791.

"Disini juga masih ada ditemukan pemilih non KTP elektronik sebanyak 25.408, dan sebagian besar ada di daerah, " katanya.

Kemudian pihaknya juga mendata perusahaan-perusahaan dan Lapas yang ada di Sumsel, di data pemilihnya untuk dipersiapkan menjadi TPS (Tempat Pemungutan Suara) khusus,  dengan keseluruhan ada sekitar 50 TPS khusus di Sumsel.

"TPS khusus itu yang paling banyak diusulkan itu dari Kabupaten OKI, karena ada sekitar 20 ribuan karyawan yang dimungkinkan akan memilih di tanggal 14 Februari 2024, termasuk di Lapas dan itu sudah berkoordinasi kita, sekarang kita usulkan untuk TPS khusus, " ungkapnya seraya petugas KPPS nanti dari warga sekitar.

Dari data pemilih 6,3 juta di Sumsel, kota Palembang paling banyak jumlah pemilih nya sekitar 1,2 juta, disusul Kabupaten Banyuasin, OKU Timur, OKI, Musi Banyuasin, Lahat dan seterusnya.

"Pemilih terbesar tetap di Palembang, yang pasti saat ini sedang berproses terus kabupaten kota, terus memberikan laporan sampai dengan nanti menjelang kita melakukan penyampaian Daftar Pemilih Sementara (DPS), hasil sinkron data DP4 dan yang ada. Kemudian nanti diumumkan dan ditempel di tempat strategis di Desa atau Kelurahan," katanya.

Ditambahkan Amrah, pada saat DPS itu diumumkan, pihak yang berharap masyarakat aktif untuk melihat daftar pemilih itu.

"Jadi kita tahu benar apa tidak, nanti yang belum terdaftar untuk melapor untuk masuk dalam daftar pemilih tambahan. Sedangkan jika ada yang meninggal atau tidak memenuhi syarat lagi, jelas akan dicoret nantinya nama itu dalam daftar pilih, " kata  Amrah seraya ada sekitar 1,2 juta pemilih potensial.

Sebelumnya, dalam DP4 yang diterima KPU RI dari Kementerian Dalam Negeri pada 14 Desember 2022, terdapat 204.656.053 penduduk potensial pemilih dalam negeri pada Pemilu 2024 nanti, sedangkan di Sumsel ada sekitar 6,3 juta pemilih.

Penduduk yang masuk dalam DP4 adalah WNI yang akan berusia 17 tahun atau lebih pada hari H Pemilu 2024 dan bukan anggota TNI/Polri.