Harga Pupuk Nonsubsidi Melonjak Hingga 120 Persen

ilustrasi/net
ilustrasi/net

Pupuk nonsubsidi kembali mengalami peningkatan dari semula meningkat 100 persen kini menjadi 120 persen. Hal ini sangat dirasakan oleh para petani di Sumsel.


Ketua Serikat Tani Nelayan (STN) Sumsel, Rio Solehuddin mengatakan berdasarkan kebutuhan RI, pupuk untuk petani itu mencapai 22 sampai 26 juta ton yang kalau diuangkan sekitar 63 sampai 65 Triliun untuk 5 tahun terakhir. Sedangkan, kemampuan anggaran dari pemerintah hanya mengalokasikan pupuk subsidi sebanyak 8,87 hingga 9,55 juta ton dengan anggaran mencapai 25 hingga 32 triliun. 

Dia mengaku kenaikan yang terjadi pada pupuk nonsubsidi ini cukup terasa. Seperti pupuk urea nonsubsidi yang sebelumnya ditahun 2020 harga perkilo hanya Rp4.500. Namun, kini telah menjadi Rp6 ribu perkilonya. "Ini sangat mempengaruhi kondisi petani terutama petani yang menggunakan pupuk nonsubsidi,” katanya, Sabtu (15/1).

Rio menambahkan bahwa jumlah produksi pupuk di Indonesia ditahun 2020 itu hanya mampu sebesar 12 juta ton dari kapitas terpasang 13,9 juta ton pertahun dan 8,9 juta ton dari 12 juta ton tersebut pupuk subsidi berdasarkan data E-RDKK atau Rancangan dasar kebutuhan kelompok tani dengan kenaikan pupuk itu sendiri. 

Untuk harga pasaran pupuk nonsubsidi di Indonesia itu sendiri berkisar Rp7.200 sampai Rp7,600 perkilo jadi sampai sekarang ini urea masih mencapai Rp6000 dan itu masih dalam kategori pasaran dalam kurung waktu 5 tahun terakhir bahkan 10 tahun terakhir. Di Indonesia sendiri harga pupuk nonsubsidi itu perkisaran nya sekitar Rp7000 sampai Rp7600, berbeda dengan harga pupuk cina dan korea yang berbeda 3 sampai 5 lipat dengan harga di Indonesia.

"Kenaikan harga pupuk nonsubsidi ini akan berdampak pada pendapatan bersih dari petani, karena ongkos produksi akan naik.dan mengutungkan bagi mafia pupuk," ujarnya. Menurutnya, kenaikan pupuk nonsubsidi ini akan terus meningkat jika negara tidak hadir dalam kepentingan tertentu. 

Sementar itu, mengenai stok yang diperlukan petani di Sumatera Selatan Palembang tidak terlalu banyak dilihat dari jumlah petani kita sendiri. 

Salah satu petani tani warga jalur 8 Saleh, Diana mengaku kecewa dengan kenaikan harga pupuk nonsubsidi yang melambung sangat tinggi. Menurutnya, kenaikana pupuk nonsubsidi ini membuat sejumlah petaani mengalami kerugian karena pembelian pupuk yang semampunya saja. “Kalau hargo pupuk normal masih bisa dapet 70 hingga 80 perkarung. Nah sekarang ini pas naik cuman dapet 50  hingga 60 saja karna pembelian pupuk yang kurang,” tutupnyaa.