Warga kota Pagar Alam, Sumatera Selatan sulit mendapatkan sayuran segar lantaran mengalami kelangkaan di sejumlah pedagang pasar.
- Miss Mega Bintang Indonesia Nova Liana, Kunjungi Kampung Halaman di Empat Lawang
- Sempat Tidak Masuk Program Jargas Rumah Tangga, OKU Timur Dapat 3.000 Sambungan Tahun Ini
- Soal Gugatan Pilkada Banyuasin di Mahkamah Konstitusi, Ini Tanggapan Askolani
Baca Juga
Bahkan, bila pun ada, harga sayur itu pun mengalami kenaikan hingga dua kali lipat dari sebelumnya.
Pantauan RMOLSumsel di lapangan, Sabtu (17/2), harga jual sayur kangkung yang sebelumnya hanya Rp 2.000 melejit naik menjadi Rp 4.000 per ikat. Kemudian, terong yang semula Rp 4.000 kini naik menjadi Rp 7.000.
Kenaikan juga terjadi pada penjualan sayur sawi yang Rp 3.000 kini menjadi Rp 5.000. Sementara, harga cabai juga mengalami kenaikan menjadi Rp 80.000 per kilogram dari semula Rp 50.000.
Menurut para penjual sayur di pasar Pagar Alam,kelangkaan karena stok kosong di pasar induk.
"Biasanya tiap pagi agen kol,dan sayuran lain sejak subuh sudah kirim barang ke lapak kami namun sudah empat hari ini mereka kehabisan stok dan terpaksa kami juga libur berjualan,"ujar Rasmina salah seorang pemilik lapak sayuran di pasar induk Nendagung kota Pagar Alam.
Hal senada yang diucapkan Hartati lapak sayuran yang lain. Ia mengatakan, hari ini hanya setengah hari berjualan karena sayuran kiriman dari tengkulak cuma sedikit itupun katanya harga jualnya pun ikut naik.
"Hari ini saya hanya dapat kiriman sawi satu karung dan wortel satu karung dari tengkulak dari yang biasanya paling sedikit enam karung berbagai macam jenis sayuran sehari itu pun harganya dari tengkulak naik Rp 1.000 per kilo,"keluhnya
Sementara itu tingginya curah hujan jadi salah satu penyebab kelangkaan komoditas sayuran di kota Pagar Alam dimana menurut petani di sentra sayur mayur di kawasan kecamatan Dempo Utara,curah hujan yang tinggi membuat tanaman sayuran yang masih mudah jadi membusuk sehingga mengakibatkan gagal panen.
"Saya tiga minggu lalu tanam kol namun tanaman saya itu semuanya membusuk karena terus-terusan terkena hujan dan belum saya tanami lagi,"ujar Sawiran salah seorang petani di desa Kerinjing Dempo Utara.
- Asyik Nongkrong Berujung Petaka, Motor Tabrak Parit di Pagar Alam, Tiga Orang Jadi Korban
- Tanpa Sidak, Hari Pertama Kerja di Dinas Pariwisata Pagar Alam Diisi Halal Bihalal dan Makan Bersama
- Arus Balik Bawa Berkah, Penjualan Oleh-Oleh Khas Pagar Alam Melejit, Kopi Jadi Primadona