Belum selesai persoalan minyak goreng yang sulit didapatkan belakangan ini, kini para perajin tempe dan tahu di Kota Palembang dihadapkan pula pada harga kedelai yang melambung.
- Sinergi Bisnis BPD Diinisiasi bank bjb Meluas, Bank Sultra Ikut Bergabung
- Festival Ramadhan Pegadaian 2025 Hadir di Palembang, Sajikan Kuliner hingga Investasi Emas
- Pameran Indonesia-Mesir Raup Transaksi Rp4,48 Miliar
Baca Juga
Seperti disampaikan Yoga, salah seorang produsen tahu yang berlokasi Kawasan Bukit Baru, Kecamatan Ilir Barat I. Menurut Yoga permasalahan minyak goreng dan kedelai saat ini sangat berdampak pada usahanya.
“Kalau kedelai kan bahan utama kita. Sedangkan minyak goreng untuk menggoreng tahu. Sebab tahu yang kita jual adalah tahu goreng,” katanya, Minggu (27/2).
Menyikapi permasalahan tersebut, Yoga terpaksa memperkecil sedikit ukuran tahu serta mengurangi jumlah produksi per hari. Dijelaskannya, pabrik yang sudah ada sejak 20 tahun lebih tersebut biasanya menghabiskan hingga 350 kilogram kedelai per hari. Akan tetapi saat ini, produksi dalam satu hari hanya mencapai sekitar 250 kilogram kedelai. Selain itu, ukuran tahu yang diproduksi juga diperkecil lebih sedikit.
“Kita kecilkan ukurannya. Tapi sangat sedikit sekali perbedaannya,” ujarnya.
Yoga mengatakan, dirinya tidak berani untuk menaikkan harga, sebab dia khawatir akan membuat pelanggan enggan membeli tahu hasil produksinya. Meskipun begitu, selama permasalahan minyak goreng dan kedelai kian menjadi-jadi, Yoga mengaku pabriknya tetap melakukan produksi.
Untuk tahu yang dijual oleh Yoga dibanderol dengan harga yang beragam tergantung dari ukuran, Mulai dari harga Rp250-450 untuk satu buah tahu.
“Untungnya kita tidak sampai terhenti. Meskipun harus mengurangi produksi dan keuntungan berkurang, kita tetap jalan,” tuturnya.
Senada disampaikan Apsori, salah satu produsen tempe yang juga berlokasi di kawasan tersebut. Dalam kondisi normal, produksi tempe Apsori menghabiskan hingga 200 kilogram kedelai.
“Karena kedelai mahal jadi terpaksa kita kurangi. Satu hari sekarang hanya habis 140 kilogram saja,” terangnya.
Sama seperti produksi tahu, Apsori juga terpaksa memperkecil ukuran tempe mulai dari yang kecil hingga tempe berukuran besar. Hal tersebut ia lakukan guna menutupi naiknya harga kedelai.
Dikatakannya, pada harga normal, kedelai yang dijual berkisar Rp6 ribu per kilogram. Namun saat ini, harga kedelai meroket menjadi Rp11-12 ribu per kilogram.
- Google Pecat Ratusan Karyawan di Divisi Android dan Chrome
- Bulan Depan Indonesia Resesi Ekonomi, Bukan Krisis Ekonomi!
- Dari Desa ke Desa: Cerita Mobil Kesehatan Keliling Bukit Asam (PTBA) Melayani Masyarakat