Menguatnya Dolar AS menyebabkan harga emas menguat menjelang laporan ketenagakerjaan utama.
- Sumsel Targetkan Kunjungan Wisatawan Meningkat Tiga Persen di Tengah Pandemi Covid-19
- PLN UID S2JB Nyalakan Listrik Gratis untuk 117 Pelanggan Prasejahtera
- Begitu Krisis Kesehatan Berakhir, PEN Langsung Bangkit
Baca Juga
Emas spot turun 0,4 persen menjadi 2.853,16 Dolar AS per ons pada perdagangan Kamis 6 Februari 2025 atau Jumat dini hari WIB.
Sehari sebelumnya, harga emas mencapai titik tertinggi sepanjang masa di 2.882,16 Dolar AS.
Sementara, harga emas berjangka Amerika Serikat ditutup 0,6 persen lebih rendah menjadi 2.876,70 Dolar AS per ons.
Analis mengatakan, penurunan harga ini juga dipicu oleh aksi ambil untung oleh investor setelah bullion mencatat rekor tertinggi berturut-turut dalam lima sesi sebelumnya di balik meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika-China.
"Mungkin ada kombinasi dari Dolar yang lebih kuat, beberapa aksi ambil untung, dan imbal hasil yang bergerak sedikit lebih tinggi dari posisi terendahnya, membebani emas menjelang laporan ketenagakerjaan Amerika, ungkap Daniel Pavilonis, analis RJO Futures, dikutip dari Reuters.
Pasar tenaga kerja yang tangguh mendorong pertumbuhan ekonomi dan memungkinkan Federal Reserve menghentikan pemotongan suku bunga saat mengevaluasi dampak inflasi dari kebijakan fiskal, perdagangan, dan imigrasi Trump.
Stok emas di Bank of England menyusut sekitar 2 persen sejak akhir tahun lalu menurut Deputi Gubernur Dave Ramsden. Penyusutan ini karena permintaan yang kuat untuk emas yang disimpan di bank tersebut guna memanfaatkan perbedaan harga internasional.
Perak spot turun 0,1 persen menjadi 32,27 Dolar AS per ons. Paladium jatuh 1,4 persen menjadi 975,59 Dolar AS. Sedangkan Platinum naik 0,7 persen menjadi 985,98 Dolar AS.
- Emas Dunia Loyo Usai The Fed Tahan Suku Bunga
- Harga Emas Dunia Anjlok, Pengamat Prediksi Emas Menguat di 2025