Thailand akan segera menghapus ganja dari daftar narkotika Kategori 5 pada Kamis (9/6) waktu setempat, yang memungkinkan orang menanam tanaman dalam jumlah tak terbatas di rumah mereka.
- Polres Musi Rawas Musnahkan Ratusan Gram Narkotika Hasil Pengungkapan Kasus
- Polres OKU Tangkap Mahasiswa Pengedar Narkoba dengan 12 Paket Sabu
- Razia di Lapas Narkotika Muara Beliti, Petugas Temukan Barang Terlarang
Baca Juga
Namun, itu tidak berarti masyarakat dapat menggunakannya secara bebas, terutama untuk rekreasi.
Ganja yang ditanam di rumah hanya diperbolehkan untuk tujuan kesehatan dan medis, dan orang-orang harus mendaftarkan penanamannya terlebih dahulu ke organisasi administratif provinsi, atau melalui aplikasi seluler Pluk Kan, yang dikembangkan dan dioperasikan oleh Food and Drug Administration, seperti dilaporkan Bangkok Post.
Meskipun ada pelonggaran hukum, ekstrak yang mengandung lebih dari 0,2 persen tetrahydrocannabinol (THC), senyawa psikoaktif utama dalam ganja, masih akan diakui sebagai zat Kategori 5 dan diatur dalam undang-undang yang berkaitan dengan pengendalian dan penindasan narkotika.
Aturan terbaru juga mengharuskan siapa pun yang berniat menanam tanaman ganja untuk tujuan komersial untuk meminta izin dari pihak berwenang yang bertanggung jawab.
Hanya minyak yang diekstraksi dari ganja dengan kandungan THC lebih besar dari 0,2 persen yang akan dikategorikan sebagai narkotika, artinya bagian lain dapat ditanam dan diperdagangkan secara legal untuk tujuan medis, promosi kesehatan, dan bisnis lainnya.
Kepala eksekutif JSP Pharmaceutical Manufacturing (Thailand), distributor obat-obatan dan suplemen gizi, Sittichai Daengprasert, menyambut baik aturan tersebut.
Sittichai mengatakan langkah itu harus memulai pengembangan ganja di berbagai industri, dari obat-obatan hingga kosmetik dan makanan, menandai "era baru" untuk pabrik di Thailand.
"Sementara pengusaha akan dapat mendirikan bisnis baru, masyarakat sekarang memiliki pilihan perawatan medis baru yang dapat membantu mereka menghemat uang," katanya.
Minyak Cannabidiol (CBD) yang diekstraksi dari ganja dapat digunakan untuk pengobatan banyak penyakit. Pasar minyak CBD diperkirakan bernilai 100 miliar baht, menurut JSP.
"Orang atau perusahaan yang ingin melakukan bisnis yang melibatkan perkebunan ganja dan ekstraksi minyak dapat mendaftar secara online atau melalui aplikasi seluler," kata Sittichai.
"Ini akan memungkinkan pemerintah untuk mengatur industri," ujarnya.
- Prabowo Berduka atas Gempa Dahsyat di Myanmar dan Thailand, Tawarkan Bantuan Pemulihan
- Marc Marquez Kokoh di Puncak Klasemen MotoGP 2025 Usai Dominasi di Thailand
- Polres Musi Rawas Musnahkan Ratusan Gram Narkotika Hasil Pengungkapan Kasus