Habiskan Anggaran Puluhan Miliar, Kawasan Islamic Center Prabumulih Malah Tak Terurus

awasan pusat keagamaan Islamic Center yang berada di Jalan Lingkar Kelurahan Gunung Ibul, Kecamatan Prabumulih Timur dalam kondisi yang tak terurus. (ist/RmolSumsel.id)
awasan pusat keagamaan Islamic Center yang berada di Jalan Lingkar Kelurahan Gunung Ibul, Kecamatan Prabumulih Timur dalam kondisi yang tak terurus. (ist/RmolSumsel.id)

Kota Prabumulih memiliki kawasan pusat keagamaan Islamic Center yang berada di Jalan Lingkar Kelurahan Gunung Ibul, Kecamatan Prabumulih Timur. Kawasan ini terdiri dari bangunan masjid megah beserta kantor Sekretariat Organisasi Keagamaan. Pembangunan kawasan tersebut dilakukan pada 2014 lalu serta menghabiskan anggaran hingga Rp 29,68 miliar. 


Sayangnya, kemegahan kawasan tersebut saat ini sudah tak terlihat lagi. Bangunan besar itu kondisinya terkesan tak terurus. Pantauan di lapangan, bangunan pada menara masjid terlihat kotor dan ditumbuhi lumut. Bagian catnya juga sudah mulai memudar. Tak hanya itu, beberapa titik pada bagian halaman juga terlihat sudah ditumbuhi rumput serta ilalang. Semak belukar pada beberapa bagian terutama di dekat pintu masuk keluar kawasan terlihat tinggi. Beberapa bagian pagar yang rusak juga hanya ditutupi dengan seng. 

Kondisi tersebut juga membuat pemanfaatan kawasan untuk menghelat acara juga kurang optimal. Lokasi ini menjadi salah satu venue yang digunakan pada gelaran PORPROV XII Sumsel tahun 2019 lalu. Setelahnya, nyaris tidak ada lagi gelaran acara besar yang dihelat di lokasi tersebut. 

Pelaksanaan ibadah Hari Besar Keagamaan seperti Shalat Ied yang seharusnya menjadi fungsi bangunan tersebut juga jarang dihelat di kawasan itu. Terakhir, pelaksanaan sholat Ied Hari Raya Idul Fitri dilakukan pada 2017 lalu. 

Kondisi itu sangat disayangkan sejumlah pihak. Terlebih, anggaran yang digunakan untuk membangun bangunan tersebut tidaklah sedikit. Berbanding terbalik dengan pengfungsian atau penggunaan bangunan tersebut bagi masyarakat umum. 

"Seperti bangunan tua yang tak terurus," kata Munan, salah seorang warga yang dibincangi awak media, Rabu (3/5).

Pemerintah dinilainya kurang begitu serius dalam menjaga aset yang sudah ada saat ini. Padahal, kalau aset terpelihara dengan baik, tentunya bisa bermanfaat bagi masyarakat serta mendatangkan Pendapatan Daerah dari penyewaan aset. 

"Islamic Center ini kan bisa dikatakan salah satu landmark kota. Jadi bisa menarik pengunjung dari luar kota juga. Seperti kawasan Islamic Center di kota-kota lain yang sudah ada. Tapi itupun kalau diurus dengan benar," katanya. 

Selain itu, pemerintah juga bisa meramaikan tempat itu dengan rutin menggelar kegiatan keagamaan yang perhelatannya dilakukan di kawasan tersebut. "Bila perlu, untuk kegiatan-kegiatan pemerintahan juga diarahkan kesana. Sehingga, lokasi itu menjadi ramai dan hidup," bebernya. 

Terbengkalainya aset tersebut juga turut disoroti tokoh pemuda Prabumulih, Rifki Baday. Ketua Pemuda Pancasila itu mengatakan, terbengkalainya aset cukup merugikan. Anggaran yang dikeluarkan berasal dari uang rakyat namun aset yang ada tidak berfungsi optimal. 

"Ketika membangun aset dengan dana yang tidak sedikit, seharusnya pemerintah memiliki rencana jangka panjang dalam pemanfaatan aset tersebut. Jadi anggaran yang dikeluarkan tidak sia-sia," kata Rifky. 

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Prabumulih itu ketidakmampuan pemerintah dalam mengelola aset bisa saja didelegasikan kepada pihak ketiga. "Kalau memang minim konsep, bisa saja itu diberikan kepada pihak ketiga. Baik swasta maupun BUMD. Jadi mereka yang kelola sehingga bisa termanfaatkan dengan baik," bebernya. 

Dia pun meminta agar pemerintah bisa memberikan solusi agar aset Islamic Center bisa diselamatkan. "Sayang karena anggaran yang keluar tidak sedikit," tandasnya.